"Kementerian Kehutanan sangat mendukung kegiatan penanaman pohon dan program reklamasi areal pertambangan PT Freeport di Papua secara berkesinambungan," kata Zulkifli Hasan di Timika, Minggu.
Ia menegaskan, komitmen kuat PT Freeport untuk mengembalikan kondisi lingkungan di sekitar areal pertambangan menjadi hijau perlu didukung oleh semua kalangan.
"Upaya ini sesuai dengan ajakan Bapak Presiden (Susilo Bambang Yudhoyono) untuk secara aktif menanggulangi pemanasan global," kata Menhut saat meresmikan Diorama Keanekaragaman Hayati PT Freeport Indonesia di area pusat reklamasi dan keaneragaman hayati Mile Point 21 Maurupauw Timika.
Pembangunan Diorama Keanekaragaman Hayati PT Freeport tersebut merupakan gagasan bersama dengan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Menhut Zulkifli Hasan juga berkesempatan menanam pohon matoa dan bintangur di area pusat reklamasi dan keaneragaman hayati MP 21 Maurupauw.
Presiden Direktur-CEO PT Freeport Indonesia, Armando Mahler mengatakan saat ini perusahaannya gencar mengampanyekan "program 123" yaitu satu orang menanam dua pohon.
Menurut Armando, program penanaman pohon merupakan bagian dari kebijakan perusahaannya dalam rangka memberikan kontribusi bagi konservasi keanekaragaman hayati yang terintegrasi dalam rencana penggunaan lahan.
Sejak 1996, katanya, perusahaan ini telah menanam sekitar 2,8 juta pohon dengan tanaman utama yaitu bintangur, lamtoro, turi, kaliandra, casuarinas, pandawa dan sejumlah tanaman buah.
Selain di areal tambang di Mimika, Papua, Freeport juga bekerja sama dengan kelompok penempuh rimba dan pendaki gunung Wanadri untuk menanam 2.300 pohon di Taman Buru Masigit Kareumbi, Jawa Barat.
Kawasan seluas 12.420 hektare itu merupakan daerah aliran sungai (DAS) dan merupakan penyangga Sungai Citarum.
Kegiatan serupa juga dilakukan di sekitar Danau Sentani, Jayapura, dimana PT Freeport bekerja sama dengan Pemkab Jayapura telah tertanam sebanyak 2.800 pohon sagu, trembesi, rambutan dan linggua.
Armando menegaskan komitmen perusahaannya untuk melakukan reklamasi maupun penghijauan kembali kawasan hutan di dataran tinggi dan dataran rendah Mimika yang mengalami perubahan akibat aktivitas pertambangan.
Hingga akhir 2008, katanya, lebih dari 160 spesies tanaman berhasil tumbuh di atas lahan yang mengandung tailing atau pasir sisa tambang (sirsat).(*)
E015/B013
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010