"Untuk itu, kami minta masyarakat meningkatkan upaya efisiensi energi listrik, baik melalui penghematan pemakaian listrik pada malam hari maupun penggunaan lampu hemat energi," katanya.
Menurutnya, pemanfaatan lampu hemat energi sangat mendukung program pemerintah dalam mengantisipasi dampak perubahan iklim.
"Jika 40 juta pelanggan listrik kalangan rumah tangga di Indonesia memakai lampu hemat energi, maka penggunaan energi listrik di Tanah Air dapat diminimalkan," ujarnya.
Ia mencontohkan, apabila setiap orang dari 40 juta pelanggan memakai 5 unit lampu hemat energi (masing - masing 20 watt per lampu) artinya ada penghematan biaya sekitar Rp4 triliun per tahun.
"Besaran tersebut bisa terwujud dengan asumsi pengali biaya listrik hanya Rp1.000,00 per KWh," katanya.
Ia menyebutkan, saat ini permintaan lampu hemat energi dan ramah lingkungan naik. Pada rentang waktu Januari-Juli 2010, penyerapan lampu hemat energi di Indonesia sebanyak 85,5 juta unit.
"Jumlah tersebut meningkat 10 juta unit dibandingkan periode sama pada tahun 2009," katanya.
Mengenai kebutuhan lampu hemat energi nasional pada tahun ini, ia memproyeksi pertumbuhannya naik 10 persen dibandingkan banyaknya kebutuhan pada tahun 2009 yang mencapai 160 juta unit.
"Dari volume kebutuhan tahun lalu sekitar 135 juta unit diantaranya merupakan produk impor dan sisa 25 juta unit dipasok dari perusahaan lampu hemat energi domestik," katanya.
Sampai sekarang, lanjut dia, rata-rata keseluruhan hasil produksi perusahaan lampu hemat energi di Indonesia hanya 50 juta unit per tahun dan dari jumlah tersebut diproduksi 19 perusahaan lampu hemat energi lokal.
"Untuk meningkatkan perkembangan industri ramah lingkungan termasuk lampu hemat energi, kami siap maju ke DPR agar membentuk undang-undang Pembangunan Industri Berwawasan Lingkungan," katanya.(*)
ANT/I007/AR09
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010
Semoga pemerintah dapat menjual lampu hemat energi ke masyarakat dengan harga yang terjangkau. Sehingga cita-cita \"hemat enegi\" itu tercapai.