Semarang (ANTARA News) - Dua jenazah warga Kota Semarang yang menjadi korban tabrakan antara KA Argo Bromo Anggrek dan KA Senja Utama di Desa Jatimulyo, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, tiba di rumah duka masing-masing Sabtu (2/10) malam.
Dua jenazah yang tiba hampir bersamaan sekitar pukul 23.30 WIB tersebut adalah Budi Setiawan (35), warga Jalan Satria Barat II Nomor 312 RT 03 RW 04, Kelurahan Plombokan, dan Verix Fahaling (30), warga Jalan Gedongsongo No. 6 RT 03 RW 02 Kelurahan Manyaran.
Jenazah Budi Setiawan tiba di rumah duka diangkut menggunakan ambulans dari Rumah Sakit Siaga Tegal yang berangkat dari Pemalang sekitar pukul 20.00 WIB.
Dewi Anggraeni, istri almarhum yang sedang mengandung delapan bulan mencoba tabah saat menerima ucapan bela sungkawa dari sejumlah tetangga di rumah duka yang telah dipenuhi sejumlah pelayat.
Sementara itu, Alexa (3), anak perempuan almarhum terlihat beberapa kali menangis sambil memanggil dan mencari neneknya yang ikut menjemput jenazah anak menantu dari Pemalang.
Menurut keterangan mertua almarhum, Yatiman Maksum (60), mengeluhkan proses pengambilan jenazah dari rumah sakit yang terlalu berbelit-belit dan memakan waktu lama menyebabkan sejumlah anggota keluarga yang menjemput jenazah memprotes hal tersebut.
"Setelah tabrakan terjadi, terlalu banyak kunjungan pejabat penting di lokasi kejadian seperti Menteri Kesehatan dan Menteri Perhubungan," katanya.
Ia mengaku sudah tiba dan menunggu di rumah sakit sejak pukul 08.00 WIB, namun jenazah baru bisa diambil keluarga pada pukul 20.00 WIB.
"Almarhum meninggal dunia sekitar pukul 08.00 WIB karena mengalami gegar otak akibat terjadi tabrakan KA," katanya.
Menurut dia, almarhum yang bekerja di sebuah lembaga perbankan di Jakarta selalu pulang tiap minggu karena istrinya sedang mengandung anak kedua.
"Selain itu, saya, istri, dan dua anggota keluarga lainnya akan menunaikan ibadah haji dalam waktu dekat serta akan menggelar pengajian pada Sabtu (2/10) malam sebagai ucapan syukur," ujarnya.
Yatiman mengaku mendapat firasat terkait dengan kematian almarhum yakni mempunyai keinginan mengecat seluruh bagian rumah karena merasa akan menerima tamu di rumahnya dengan jumlah yang cukup banyak.
"Pada minggu lalu, almarhum juga sempat menasehati adik kandungnya bernama Fitri yang segera menikah agar selalu menurut pada kedua orang tua karena kemungkinan dirinya tidak bisa hadir dalam pernikahan adiknya," katanya.
Sementara itu, jenazah Verix Fahaling (30), juga tiba di rumah duka yang disambut dengan tangis histeris anggota keluarga yang sudah menunggu cukup lama.
Istri almarhum, Ira Herawati beberapa kali terlihat jatuh pingsan saat melihat jenazah suaminya yang bekerja sebagai kontraktor di Jakarta sudah terbujur kaku di dalam peti mati.
Berbeda dengan keluarga almarhum Budi Setiawan, pihak keluarga almarhum Verif Fahaling tidak ada yang bersedia diwawancara oleh sejumlah wartawan.
Kereta api kelas eksekutif jurusan Jakarta-Surabaya, KA Argo Bromo Anggrek menabrak KA Senja Utama kelas bisnis jurusan Jakarta-Semarang di Desa Jatimulyo, Kecamatan Petarukan, Kabupaten Pemalang, Sabtu (2/10) sekitar pukul 03.00 WIB.
Kejadian itu bermula ketika KA Senja Utama berhenti untuk memberikan kesempatan bagi KA Argo Bromo Anggrek melaju lebih dulu.
Namun, KA Argo Bromo Anggrek justru menabrak KA Senja Utama hingga gerbong belakang keluar jalur dan menyebabkan sedikitnya 34 orang tewas serta sedikitnya puluhan orang luka-luka.(*)
(U.KR-WSN/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010