Surabay (ANTARA News) - Sejumlah warga Kota Surabaya tampak antusias memeriahkan Hari Batik Nasional dengan mengenakan batik di berbagai kesempatan.
Wartawan ANTARA di Surabaya, Sabtu, melaporkan warga kota yang mengenakan batik pada tanggal 2 Oktober antara lain terlihat pada pengendara sepeda motor dan karyawan plaza.
Di sepanjang jalan kota Surabaya, mayoritas warga Kota Pahlawan terlihat mengenakan batik dalam berbagai motif, meski sebagian kecil warga hanya mengenakan baju biasa dan kaos.
"Ya, kami senang saja," katanya warga kota Surabaya, Soleh, ketika ditanya saat menghentikan sepeda motornya di pertigaan lampu merah Jalan Jemursari.
Selain itu, warga kota metropolis juga terlihat mengenakan batik di sejumlah pasar swalayan dan plasa seperti di Margorejo, Jalan Basuki Rahmat, dan kawasan Jembatan Merah.
Tidak hanya itu, Konsul Jenderal AS di Surabaya Kristen F Bauer dan karyawannya juga terlihat mengenakan batik sejak sehari sebelumnya (1/10).
"Saya sangat tertarik dengan seni kain dan saya melihat batik sebagai bentuk seni yang sangat canggih. Saya berpendapat batik sangat cantik dan saya sangat senang mengenakannya," kata Kristen Bauer menjawab pertanyaan ANTARA.
Sementara itu, sejumlah fotografer dari berbagai media massa yang tergabung dalam Pewarta Foto Indonesia (PFI) Surabaya tampal belajar membatik di Gedung Suara Surabaya Kampung Media, Surabaya (1/10).
"Pelatihan batik itu merupakan kerja sama antara PFI Surabaya dan Gemati Batik untuk apresiasi kami terhadap batik yang telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya dunia milik Indonesia," kata pewarta foto ANTARA Jatim, Eric Ireng.
Bahkan, Museum `House of Sampoerna` Surabaya juga tak mau ketinggalan dengan memamerkan batik klasik Jawa Timur di Galeri Seni "House of Sampoerna" Surabaya sejak 24 September hingga 10 Oktober.
"Ada 50 batik klasik Jawa Timur yang berusia 30-200 tahun dipamerkan di Galeri Seni `House of Sampoerna` yang bekerja sama dengan Kibas (Komunitas Batik Surabaya)," kata Manajer Museum `House of Sampoerna` Rani Anggraini.
Misalnya, batik klasik berusia 200 tahun adalah "Batik Kraton" dari Sumenep (Madura) yang merupakan koleksi Erwin Sosrokusumo, sedangkan batik berusia 100 tahun adalah "Batik Isuk Sore" dari Sidoarjo.
Rangkaian pameran menyambut Hari Batik itu antara lain pameran batik klasik (24 September-10 Oktober), diskusi batik Tulungagung (2 Oktober), dan pelatihan membatik dengan canting elektrik (9 Oktober). (*)
(T.E011/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010