Berlin (ANTARA News/AFP) - Pemimpin nomor tiga Al Qaida disebut-sebut berada di belakang rencana serangan berantai terhadap sejumlah kota utama Eropa dengan pola serangan mirip insiden Mumbai.
Perihal sosok di balik rencana serangan yang berhasil digagalkan itu diungkapkan Mingguan Jerman, "Der Spiegel", Sabtu.
Dalam edisi terbarunya yang baru beredar di pasar mulai Senin mendatang itu, Der Spiegel melaporkan Syeh Yunis al-Mauretani adalah tokoh Al Qaida yang merancang rencana serangan itu.
Rencananya itu ikut didukung Ahmad Siddiqui, warga negara Jerman yang kini ditahan di Penjara Pangkalan Udara Amerika Serikat di Kabul Afghanistan, "Bagram".
Jaringan pemberitaan ABC dan Sky News, Rabu lalu, melaporkan bahwa agen-agen intelijen Barat mencium rencana serangan Al Qaida ke kota-kota utama Inggris, Prancis, dan Jerman.
Serangan tersebut rencananya melibatkan sejumlah militan yang akan beraksi mirip pelaku serangan Mumbai, India, yang menewaskan 166 orang dua tahun silam.
Menurut Der Spiegel, Ahmad Siddiqui (36) adalah sumber informasi yang mungkin telah memicu peningkatan kewaspadaan keamanan agen-agen intelijen Jerman.
Terkait masalah ini, agen intelijen Jerman diperkirakan mengunjungi Afghanistan dalam waktu dekat untuk memeriksa Siddiqui.
Ahmad Siddiqui pun bertemu Syeh Yunis al-Mauretani di Mir Ali, daerah Pakistan yang dikuasai para pemimpin suku, sebelum penangkapannya di Kabul awal Juli lalu.
Warga Jerman asal kota pelabuhan Hamburg ini juga dilaporkan mengenal Muhammad Atta, salah seorang pembajak pesawat dalam insiden 11 Septembe 2001.
Der Spiegel lebih lanjut melaporkan bahwa meningkatnya tingkat ancaman keamanan itu juga didasarkan pada intensiatas komunikasi para tersangka via telepon dan email yang disadap lembaga pengawas elektronik (GCHQ) Inggris.
Komunikasi antara delapan warga Jerman dan dua warga Inggris yang ada di wilayah perbatasan Afghanistan-Pakistan dengan rekan mereka di Jerman dan Inggris membahas cara mendapatkan senjata dan amunisi serta lokasi persembunyian yang aman.
Rencana serangan berantai terhadap London, Inggris, dan sejumlah kota utama di Prancis dan Jerman itu berhasil digagalkan badan-badan intelijen Eropa.
Laporan Jaringan TV "Sky News" 28 September lalu menyebutkan, serangan tersebut diduga akan dilakukan para gerilyawan yang berbasis di Pakistan dan disebut-sebut berhubungan dengan Al Qaida.
Redaktur Luar Negeri Sky News, Tim Marshall, mengatakan, meningkatnya serangan udara Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) di Pakistan dalam beberapa pekan terakhir itu berhubungan dengan upaya Barat menggagalkan rencana serangan ke kota-kota Eropa tersebut.
Mengutip sumber-sumber intelijen, Sky menyebutkan rencana serangan kelompok Pakistan itu mirip dengan pelaku serangan Mumbai, India, tahun 2008.
Ketika itu, sekelompok orang bersenjata menyerang beberapa target di Mumbai, termasuk Hotel Taj Mahal yang mewah dan stasiun kereta api utama kota itu.(*)
(Uu.R013/R009)
Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010