Lamongan (ANTARA News) - Pelatih Persela Lamongan Subangkit mengaku masih belum terlalu puas dengan kemenangan timnya 1-0 atas Sriwijaya FC pada pertandingan Liga Super Indonesia di Stadion Surajaya Lamongan, Sabtu.

Gol tunggal kemenangan "Laskar Joko Tingkir" dicetak Reduoanne Barkaoui saat laga baru berjalan empat menit (bukan menit ke-14 seperti diberitakan sebelumnya), melalui tendangan bebas dari luar kotak penalti.

Subangkit mengatakan timnya seharusnya bisa meraih kemenangan lebih dari satu gol, seandainya para pemain bisa lebih tenang dalam penyelesaian akhir di depan gawang lawan.

"Sedikitnya ada empat peluang yang bisa jadi gol, tapi anak-anak kurang tenang menyelesaikan. Tapi inilah sepak bola, yang penting kita bisa menang," kata Subangkit usai pertandingan.

Beberapa peluang Persela di antaranya melalui Feri Ariawan dan Hendro Siswanto, namun bola tendangannya belum tepat ke arah gawang. Sedangkan tendangan keras Ahn Hyo Yeon masih membentur pemain belakang lawan.

Peluang paling bagus didapat Hendro Siswanto pada pertengahan babak kedua, tetapi bola sundulannya hanya satu meter di depan gawang yang telah kosong masih membentur mistar.

"Mudah-mudahan hasil bagus ini bisa menjadi modal bagi anak-anak untuk menghadapi laga berikutnya," tambah Subangkit.

Sriwijaya FC yang berlaga tanpa sejumlah pemain utamanya, cukup agresif menekan pertahanan Persela dan menciptakan sejumlah peluang bagus untuk menyamakan skor.

Salah satu peluang terbaik "Laskar Wong Kito" diperoleh Arif Suyono di menit akhir babak kedua. Namun, ia gagal menaklukkan kiper Khoirul Huda, padahal sudah berhadapan satu lawan satu.

"Seluruh pemain sudah tampil maksimal dan membuat banyak peluang, tapi gagal menjadi gol. Saya ucapkan selamat kepada Persela yang bisa memenangkan laga hari ini," kata pelatih Sriwijaya FC, Ivan Kolev.

Kekalahan atas Persela menjadi yang kedua beruntun dialami Ponaryo Astaman dan kawan-kawan, karena tiga hari sebelumnya dibekuk tuan rumah Deltras Sidoarjo dengan skor telak 1-3.
(D010/R007)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010