Jakarta (ANTARA News) - Kepala Staf Angkatan Udara Marsekal TNI Imam Sufaat akan segera menambah pilot Sukhoi, menyusul penambahan tiga pesawat tersebut pada September 2010.
"Kita programkan tiap tahun. Dan saat ini ada beberapa pilot yang belajar di Rusia," katanya menjawab ANTARA News usai menghadiri upacara serah terima jabatan Panglima TNI di Markas Besar TNI Cilangkap, Sabtu.
Imam menambahkan, selain Rusia TNI Angkatan Udara juga mengirimkan sejumlah pilot dan calon pilot Sukhoi ke China untuk meningkatkan kemampuannya melalui simulator.
Ia mengemukakan, idealnya jumlah pilot adalah satu setengah kali jumlah pesawat. Jadi, meski telah melakukan pelatihan terhadap beberapa penerbang termasuk untuk tiga Sukhoi yang baru, TNI Angkatan Udara terus memprogramkan penambahan pilot Sukhoi untuk kepentingan regenerasi.
Imam menekankan, meski pihaknya mengadakan penambahan setiap tahun namun seleksi bagi calon pilot Sukhoi sangat ketat.
"Antara lain yang bersangkutan harus sudah mengantongi 4 ribu jam terbang pesawat tempur. Karena bagaimana pun, pesawat ini kan mahal, jadi harus dikendalikan oleh tangan yang handal dan terampil," kata Imam.
Para calon penerbang Sukhoi itu diseleksi dari beberapa penerbang tempur TNI Angkatan Udara, seperti pilot F-5E Tiger dan F-16 Fighting Falcon.
Indonesia pada awal September 2010 telah memperkuat Angkatan Udaranya dengan tambahan tiga Sukhoi SU-27SKM.
Dengan kedatangan tiga Sukhoi itu, Indonesia kini telah memiliki 10 unit Sukhoi jenis SU-30MK, SU-27SK, SU-30MKM, dan SU-27SKM.
Dua jenis terakhir merupakan pesawat Sukhoi generasi keempat. Dengan penambahan tiga unit Sukhoi tersebut, TNI Angkatan Udara akan segera menambah penerbang untuk pesawat jet tempur buatan Rusia tersebut.
Pada Oktober 2008, empat penerbang Sukhoi juga telah menjalani simulasi Sukhoi di China guna memantapkan kemampuan pilot Sukhoi yang sudah ada guna mengawaki enam pesawat Sukhoi baru yang tiba akhir 2008 hingga 2010 melengkapi empat unit Sukhoi yang telah dimiliki TNI Angkatan Udara.
(R018/D011)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010