"Dana revitalisasi tersebut berasal dari Direktorat Museum Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata (Budpar), yang akan direalisasikan pada anggaran 2011," ujar Arini, di Denpasar, Sabtu.
Dana tersebut, lanjutnya, akan digunakan untuk rehabilitasi gedung-gedung yang ada di sini. Terutama tiga gedung tempat pameran yang beberapa bagian sudah mengalami kerusakan.
Tiga gedung tersebut adalah Gedung Tabanan, Karangasem dan Buleleng, dimana ada beberapa bagian temboknya yang sudah rusak, katanya.
"Kerusakan pada beberapa bagian dari ketiga gedung tersebut karena umurnya yang sudah cukup tua. Selain itu, gedung tersebut dibangun menggunakan teknik pembangunan jaman dulu yang seadanya," ujarnya menjelaskan.
Ia mengatakan, selain rehabilitasi, dana tersebut akan digunakan untuk hal yang dirasa cukup mendesak, yakni pembuatan sarana toilet berstandar internasional.
"Toilet itu yang akan dibangun, nantinya akan seperti yang ada di bandara-bandara internasional," katanya.
Dana revitalisasi tersebut, ujarnya, akan digunakan pula untuk penataan interior di dalam ruang pameran dan di luarnya. "Kami pun akan menggunakan dana tersebut untuk menyediakan peralatan audio visual, untuk lebih menarik minat pengunjung," ujarnya.
Di sisi lain, Arini mengatakan, mengenai aktivitas pameran di museum yang berada di pusat ibu kota Provinsi Bali itu, selama bulan Oktober jadwalnya telah penuh terisi.
"Pameran-pameran selama bulan ini sudah penuh yang diselenggarakan tidak hanya oleh kami, tetapi oleh pihak lain, seperti dinas perdagangan, dinas perindustrian dan "Hindu Books".
Museum Bali yang dibangun pada tahun 1910 menggunakan arsitektur tradisional dengan ornamen yang khas masyarakat Pulau Dewata.
Struktur fisiknya mengikuti struktur fisik bangunan "puri" atau tempat pemujaan berdasarkan konsep "trimanandala", yaitu "nista mandala jaba pisan" (bagian luar), "madya mandala" atau "jaba tengah" (bagian luar sebelum memasuki bagian inti) dan "utama mandala jeroan" (bagian inti).
(ANT/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010