masih dibutuhkan 50 tabung oksigen untuk membantu kelancaran pasokan kepada pasien COVID-19
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama RSUD Tarakan Dian Ekowati mengakui kekurangan dokter untuk menangani pasien terlihat dari
keterisian tempat tidur (bed occupancy rate) yaang sudah melebihi kapasitas.
"Yang kami harapkan adalah ketersediaan dari SDM-nya. Untuk RS lapangan ini, dokter-dokter relawannya kami masih membutuhkan sekitar lima orang lagi untuk operasional," kata Dian di RSUD Tarakan Jakarta Pusat, Senin.
Baca juga: Pemprov dan Kejati bantu armada pengisian tabung oksigen RSUD Tarakan
Dian menjelaskan bahwa sejak Juni, RSUD Tarakan telah meningkatkan kapasitas untuk pasien COVID-19 dengan penambahan sampai 250 tempat tidur.
Namun demikian, jumlah pasien yang dirawat bisa mencapai 300-400 orang, sehingga banyak yang masih tertahan di IGD.
Baca juga: Fasilitas RS penuh, Anies imbau warga kurangi bepergian
Oleh karenanya, RSUD Tarakan pun memasang dua tenda darurat di SDN 02 Cideng, Jakarta Pusat sebagai RS Lapangan guna menampung pasien rawat inap COVID-19.
Selain keterisian tempat tidur yang melebihi kapasitas, Dian juga memaparkan bahwa pihaknya masih kekurangan tabung oksigen untuk memberikan suplai kepada para pasien.
Baca juga: Inspeksi ke RSUD Tarakan, Anies sebut keterisian tempat tidur penuh
Setidaknya masih dibutuhkan 50 tabung oksigen untuk membantu kelancaran pasokan kepada pasien COVID-19. Penyediaan tabung pun ini nantinya akan difasilitasi oleh Kejati DKI Jakarta.
"Kami masih membutuhkan sekitar 50 tabung lagi agar suplainya ini aman. Alhamdulillah Bapak Kejari sudah mendukung kami untuk membantu penyediaan tabung oksigen," kata Dian.
Dian menambakan bahwa saat ini, RSUD Tarakan memiliki tiga distributor yang menyediakan pengisian tabung oksigen, yakni di Pulogadung, Cikarang dan Karawang.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2021