"Situasi sudah dapat dikendalikan, dan tidak ada korban jiwa dalam peritiwa ini," kata Kapolres.
Penyerangan olah massa dalam jumlah besar terhadap permukiman Ahmadiyah terjadi sekitar pukul 20.00 WIB. Dua rumah, satu masjid, satu sepeda motor dan satu mobil terbakar, sementara dua rumah lainnya rusak.
Tomex mengungkapkan, dari keterangan di lapangan, penyerangan terjadi karena warga tidak menyukai pengembangan masjid Attaufik milik Ahmadiyan di desa tersebut.
"Pada Jumat sore sekelompok warga datang untuk memprotes pembangunan masjid itu, namun terjadi insiden. Dua orang diserang olah warga Ahmadiyah, sehingga mengalami luka-luka dan harus dirawat di rumah sakit," kata Tomex.
Insiden tersebut memicu kemarahan warga non Ahmadiyah sekitar desa tersebut, bahkan berkembang isu warga Ahmadiyah menyandera seorang anak.
"Namun ketua RT setempat telah menjelaskan bahwa tidak ada penyanderaan, mereka hanya mencoba melindungi anak tersebut saat terjadi bentrokan pada Jumat sore," katanya.
Kapolres mengatakan, situasi di desa Cisalada kini sudah terkendali, namun polisi tetap menjaganya, dibantu Brimob dan TNI.
"Sementara belum ada yang ditahan. Kami sedang mencari orang yang melakukan penyerangan terhadap dua warga pada Jumat sore," katanya.
Masjid dan permukiman Ahmadiyah tersebut sudah beberapa kali diprotes warga, sementara itu menurut Yusuf Karim, warga Ahmadiyah di desa Cisalada, masjid Attaufik sudah ada sejak 1953.
"Sejak dulu, di sini memang kompleks Ahmadiyah. Masjidnya sudah lama ada, tidak ada pembangunan baru," katanya. (*)
KR-LR*T004/Z002/AR09
Pewarta:
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010