Jakarta (ANTARA News) - Iran menyatakan kesediaannya untuk memperluas kerja sama bilateral dengan Indonesia, terutama dalam sektor teknologi nuklir, kata Utusan Khusus Presiden Iran, Alaeddin Boroujerdi, di Jakarta, Jumat.
"Kami siap bekerja sama dengan Indonesia dalam hal teknologi nuklir berdasarkan ketentuan internasional dan di bawah NPT (Non Proliferation Treaty)," kata Boroujerdi dalam jumpa pers di kediaman Dubes Iran.
Ketua Komisi I Parlemen Iran itu menjelaskan bahwa Iran menentang keras upaya-upaya monopoli dalam energi nuklir di dunia, mengingat cadangan minyak bumi dunia yang merupakan sumber energi di dunia saat ini semakin menipis.
Boroujerdi berpendapat bahwa penguasaan teknologi nuklir merupakan hal yang tidak bisa ditawar, bila suatu negara ingin mandiri.
"Negara mana pun yang tidak memiliki teknologi nuklir, tidak akan bisa menjadi negara mandiri di masa datang," katanya.
Namun, ia mengatakan bahwa Iran tetap berpegang teguh pada prinsip untuk tidak mengembangkan senjata nuklir karena satu bom atom saja dapat membahayakan, seperti bencana yang pernah terjadi di Hiroshima dan Nagasaki.
"Kami adalah pihak pertama yang mengusulkan Timur Tengah bebas dari senjata nuklir," katanya.
Boroujerdi menyampaikan bahwa Iran sangat khawatir bahwa Israel yang memiliki lebih dari 200 hulu ledak nuklir dapat mengancam keamanan di Timur Tengah.
Melalui kunjungan satu harinya di Jakarta, Boroujerdi telah bertemu dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Jumat siang guna menyerahkan pesan tertulis khusus Presiden Mahmoud Ahmadinejad.
Boroujerdi mengatakan surat tersebut berisikan tentang harapan Republik Islam Iran agar Indonesia dapat memainkan peran konstruktif untuk membantu penyelesaian masalah nuklirnya.
"Dalam pertemuan tadi siang dengan Presiden Indonesia yang didampingi Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, kami berbicara dan bertukar pandangan terkait berbagai hal di dunia, khususnya masalah nuklir Iran, dan hal-hal lain menyangkut situasi politik di Timur Tengah," tambahnya.(*)
(T.KR-PPT/M016/R009)
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010