Peresmian dilakukan sebelum pelaksanaan Shalat Jumat di Masjid Baiturrahim, Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat, yang dihadiri juga oleh Wakil Presiden Boediono serta menteri-menteri Kabinet Indonesia Bersatu.
Dalam laporannya, Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi menjelaskan Masjid Baiturrahim mengalami perluasan dari tadinya 605 meter persegi menjadi 1.105 meter persegi sehingga kini bisa menampung seribu jamaah.
Masjid Baiturrahim juga mengalami pembetulan arah kiblat karena baru disadari sejak Mei 2008 bahwa arah kiblat masjid tersebut kurang akurat.
"Arah kiblat kurang akurat baru kita sadari pada Mei 2008. Dari segi estetika juga masih perlu ditata kembali agar jamaah merasa tenang, aman, dan khusyuk dalam beribadah," tutur Sudi.
Pembangunan kembali Masjid Baiturrahim dimulai sejak 15 Januari 2010 merupakan perintah Presiden Yudhoyono setelah mendapatkan laporan dari Sudi Silalahi bahwa bangunan masjid lama sudah tidak bisa lagi menampung jamaah.
Presiden pun memberikan sumbangan pribadi untuk kelengkapan mesin pendingin dan peralatan tata suara dalam masjid itu.
Meski mengalami renovasi karya arsitek terkenal Numan yang juga merancang Masjid At Tiin di Taman Mini Indonesia Indah, Masjid Baiturrahim tetap mempertahankan pilar-pilar dari bangunan lama sebagai nilai sejarah dan penghormatan kepada para pendahulu.
Acara peresmian ditutup dengan Shalat Jumat berjamaah yang dipimpin oleh Imam Masjidil Haram Syekh Bin Andullah Bin Humed yang sengaja diundang oleh Kementerian Agama dan Istana Kepresidenan.
Setelah Shalat Jumat dengan Khatib Nassaruddin Umar, Presiden Yudhoyono kemudian menandatangani prasasti peresmian yang terletak di depan Masjid Baiturrahim.
(D013*F008/A024)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010