Washington (ANTARA News) - Ekuador telah dalam cengkeraman kudeta, demikian kata pemimpin Organisasi Negara Amerika (OAS) yang mengelompokkan 35 negara di sekitar kawasan itu, Kamis (30/9) waktu setempat.
Ketika OAS bertemu dalam pembicaraan darurat untuk membahas krisis itu, Jose Miguel Insulza menyatakan organisasi tersebut telah menyusun resolusi yang meminta pihak-pihak yang terkait untuk "menghindari semua bentuk kekerasan" di negara itu, demikian laporan AFP.
OAS telah mengambil peran penting dalam upaya untuk memecahkan kekacauan yang dipicu oleh kudeta 2009 di Honduras yang menggulingkan presiden terpilih Manuel Zelaya.
Sementara itu, Amerika Serikat (AS) telah mengutuk pemberontakan oleh polisi Ekuador dan setiap upaya untuk melanggar demokrasi di negara tersebut, kata utusan AS untuk OAS.
"AS mengutuk setiap upaya untuk melanggar proses demokratis dan aturan konstitusi Ekuador," kata utusan Carmen Lomellin dalam pertemuan darurat yang meminta untuk membicarakan kejadian itu.
"Kami mendukung pemerintah demokratis di Ekuador," ia menambahkan. Ia juga menyuarakan dukungan pada Presiden Ekuador Rafael Correa.
Pemimpin OAS Jose Miguel Insulza sebelumnya mengatakan Correa mendapat "dukungan penuh" dari 35 anggota organisasi negara-negara Amerika itu.
Dari Quito, ibukota Ekuador, Presiden Correa telah mengecam apa yang ia katakan sebagai "upaya kudeta" terhadap pemerintahnya. Karena mengkhawatirkan hidupnya, Correa berlindung di sebuah rumah sakit.
"Itu upaya kudeta yang dipimpin oleh oposisi dan bagian-bagian tertentu dari pasukan bersenjata dan kepolisian," kata Correa pada televisi setempat.
"Apapun yang terjadi pada saya, saya ingin menyampaikan cinta saya pada keluarga saya dan tanah air saya."
"Apapun yang terjadi pada saya, mereka akan bertanggungjawab."
Correa (47) memegang tampuk pimpinan pemerintahan pada Januari 2007, sebelumnya telah berupaya untuk menenangkan kerumunan massa polisi yang telah mengambilalih sebuah barak untuk memprotes pemotongan gaji.
Tapi, menurut laporan, ia mendapat ejekan dan kemudian tertutup gas air mata dan dibawa ke rumah sakit dekat barak.
(Uu.S008/P003)
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2010