Jakarta (ANTARA News)- Bayi yang mengkonsumsi susu formula ternyata adalah yang paling rawan mengalami kegemukan pada usia lima tahun.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa bertambahnya berat badan bayi dalam waktu yang lebih cepat akan membuat bayi rentan terhadap penyakit, mulai dari sakit jantung hingga diabetes.
Penelitian itu menemukan bahwa bayi-bayi sehat yang mengkonsumsi susu formula yang diperkaya dengan protein, vitamin, dan berbagai nutrisi lainnya akan mengalami penambahan lemak tubuh sebanyak 22 sampai 38 persen ketika berusia lima sampai delapan tahun ketimbang mereka yang hanya mengonsumsi susu botolan biasa.
Para peneliti asal Inggris itu, seperti yang dikutip Daily Mail, Kamis, percaya bahwa bayi-bayi itu mengonsumsi kalori secara berlebihan dan berat badan mereka bertambah pada masa pertumbuhan yang paling krusial.
Sebuah penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa 20 persen orang dewasa yang menderita obesitas disebabkan oleh kelebihan nutrisi atau memiliki berat badan berlebih ketika masih bayi.
Para ibu pun pernah diwanti-wanti untuk memberikan nutrisi yang diperkaya untuk anak yang kekurangan berat badan, jika mereka tidak bisa memberikan ASI. Kini, para dokter menegaskan bahwa "menggemukkan" bayi hanya perlu untuk yang lahir prematur.
"Studi ini mendukung program ASI, karena dengan ASI bayi tidak bisa mengalami kelebihan makanan," kata Professor Atul Singhal dari MRC Chilhood Nutrition Research Centre, di University College London, yang memimpin penelitian itu.
"Dan temuan itu juga akan menjadi perhatian produsen susu formula untuk lebih meningkatkan produk mereka," ia melanjutkan.
Para peneliti itu meneliti sejumlah kecil bayi yang baru dilahirkan di beberapa rumah sakit di Cambridge, Nottingham, Leicester, dan Glasgow.
Dalam melakukan penelitian itu para ilmuwan maupun para ibu tidak mengetahui jenis susu formula mana yang dikonsumsi oleh bayi, apakah yang standar atau susu formula khusus yang mengandung berbagai vitamin, protein, dan mineral.
Dalam penelitian pertama, yang diikuti oleh 299 bayi kelahiran 1993 dan 1995, susu-susu formula yang diperkaya berbagai nutrisi itu dikonsumsi selama sembilan bulan.
Studi kedua melibatkan 246 bayi yang lahir antara 2003 sampai 2005 dihentikan lebih awal karena ada bukti yang menghubungkan antara kelebihan nutrisi dan obesitas yang ditemukan pada penelitian pertama.
Inggris adalah salah satu negara dengan angka pemberian ASI terendah di Eropa, dengan rata-rata satu dari tiga ibu baru tidak memberi ASI pada anaknya.
Sementara itu sebuah penelitian sebelumnya juga mengemukakan bahwa bayi yang awalnya mengonsumsi susu formula kemudian berpindah ke makanan padat lebih cepat dari pada yang disarankan, yakni enam bulan, akan menjadi anak yang bertumbuh paling cepat.
Para pakar percaya hubungan antara kalori yang dicerna dan berat badan sangat kuat pada bayi ketimbang pada anak yang berusia lebih tua.
ASI diyakini berkaitan dengan pertambahan berat yang lebih perlahan, sebaliknya susu formula akan meningkatkan produksi sel lemak tubuh sehingga berat badan bayi akan bertambah dengan cepat.
(Ber/A038/BRT)
Pewarta:
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010