"Karena sifat konfliknya sudah saling mengancam jiwa dan martabat kemanusiaan," katanya di Jakarta, Kamis.
Syahganda mengingatkan, pemerintah dan aparat penegak hukum perlu mengambil makna yang dalam akibat sejumlah konflik itu, dengan menjamin penegakan hukum seadil-adilnya, sekaligus membangun keteladanan moral yang luhur untuk dicontoh masyarakat.
"Termasuk, mengedepankan agenda kesejahteraan agar masyarakat terbebas dari belenggu ketidakpuasaan terhadap kehidupannya," ujarnya.
Dia menambahkan, jika pemerintah tidak mampu membuat rasa aman dan nyaman, deretan konflik di Tanah Air akan terus mengemuka sehingga dikhawatirkan masyarakat menjadi korban dirinya sendiri.
Dengan demikian, rasa kebangsaan pun akan ikut hancur karena rakyat kurang merasakan perlindungan negara ataupun pemerintah.
Dia juga mengharapkan, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mencermati konflik di masyarakat luas melalui sisi keprihatinan, selain menyadarkan akan pentingnya negara menjaga kemuliaan seluruh rakyat.
"Kalau Presiden SBY tidak menggunakan akhir pemerintahannya menciptakan ketertiban sosial serta kesejahteraan masyarakat, SBY akan dikenang sebagai presiden yang menjauhkan harapan rakyat untuk hidup tenteram dan sejahtera," katanya.
Dikatakan, rangkaian konflik tersebut tidak bisa ditolerir dalam kehidupan bangsa yang sejak dulu dibangun berdasarkan keanekaragaman serta damai. (D011/K004)
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010