Johannesburg (ANTARA News) - Di hadapan Belanda yang memiliki pertahanan kokoh, Spanyol tak bisa menampilkan gaya permainan sepak bola indahnya yang selama ini selalu melekat sebagai citra tim Matador saat kedua negara berhadapan untuk memperebutkan gelar juara dunia.

Mereka yang mengharapkan dapat menyaksikan gerakan lincah dipadu dengan operan bola-bola matang di final Piala Dunia 2010 harus menelan kekecewaan saat menyaksikan kedua tim justru bermain keras yang akhirnya disudahi oleh gol satu-satunya yang diciptakan Andres Iniesta empat menit sebelum babak tambahan kedua berakhir.

Penonton harus menyaksikan total 47 pelanggaran yang dilakukan pemain kedua tim yang berbuntut 13 kartu kuning dan satu kartu merah. Walau kedua tim terkenal dengan permainan sepakbola indah, di malam final Piala Dunia 2010 Belanda dan Spanyol justru tak menyuguhkan hal itu.

Reuters menulis, kurangnya kualitas permainan sepakbola yang ditunjukkan kedua tim mungkin dikarenakan Spanyol yang berambisi meraih kejayaan di babak penentu Piala Dunia untuk pertama kalinya bagi mereka. Sementara bagi Belanda, final turnamen tahun ini harus menjadi momentum mereka agar terhindar dari mengalami kekalahan di babak penentu kejuaraan dunia untuk yang ketiga kalinya.

Pelanggaran Fisik
Strategi Belanda di babak pertama yang nampaknya selalu ingin beradu fisik dengan pemain Spanyol juga merupakan salah satu faktor penyebab kekecewaan penonton karena tak mendapatkan suguhan permainan berkualitas.

Adu fisik jugalah yang membuat delapan pemain Belanda dihadiahi kartu kuning oleh wasit asal Inggris Howard Webb.

Namun tekel keras dan sejumlah pelanggaran yang dilakukan pemain Belanda nampaknya cukup efektif untuk melerai kekompakan pemain-pemain Spanyol dan membuat tim matador kehilangan kontrol bola penuh sepanjang pertandingan yang merupakan kunci sukses mereka selama tiga tahun belakangan.

Penonton bisa saja tak terkesan, namun pelatih Belanda Bert van Marwijk nampakya sengaja menerapkan pola permainan seperti itu dengan belajar dari kekalahan Jerman dari Spanyol di babak semi final.

Saat itu Jerman yang berharap bisa membobol gawang Spanyol dengan gaya permainan serangan balik sengaja membiarkan pemain-pemain tengah tim matador menguasai bola. Namun hasilnya tim Panser tak bisa menemukan gaya permainannya sendiri ataupun cara untuk menembus pertahanan Spanyol yang kokoh.

Maka dari itu Belanda memilih gaya permainan fisik dalam merebut bola di lini tengah dengan mengandalkan Mark van Bommel dan Nigel de Jong untuk berduel dengan pemain-pemain Spanyol agar Arjen Robben di kanan dan Dirk Kuyt di kiri bisa bebas dari kawalan dan bergerak menyerang.

Akhirnya lini tengah Spanyol yang terpecah membuahkan kesempatan bagi Robben untuk berlari menggiring bola menuju gawang lawan namun akhirnya tendangannya mengenai kaki kiper Iker Casillas dan keluar lapangan. Selanjutnya Robben berhasil menggiring bola melewati pemain-pemain tengah Spanyol sebelum akhirnya dijegal Carles Puyol.

Babak tambahan waktu terjadi dan nampaknya pertandingan akan diakhiri dengan adu penalti hingga akhirnya Andres Iniesta mencetak gol empat menit sebelum wasit meniup peluit tanda babak tambahan waktu berakhir.

Satu gol lagi-lagi menyelamatkan Spanyol. Dan walaupun pertandingan final semalam kurang menunjukkan kualitas sepakbola indah, Spanyol tetap keluar sebagai juara dunia yang baru.(A051/S005)

Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010