"Kami menyambut baik persetujuan perpanjangan kerja sama I-Fish oleh Global Environmental Facility (GEF). Ini bentuk komitmen dan dukungan terhadap upaya KKP mewujudkan tata kelola perikanan darat yang berkelanjutan," jelas Sekretaris Jenderal KKP, Antam Novambar, dalam siaran pers di Jakarta, Minggu.
Ia memaparkan, kerja sama senilai 6,1 juta dolar AS hingga jangka waktu dua tahun ke depan ini bertujuan untuk memperkuat kerangka kerja pengelolaan untuk pemanfaatan berkelanjutan keanekaragaman hayati perairan darat guna meningkatkan perlindungan ekosistem air tawar bernilai konservasi tinggi dan keanekaragaman hayati di Indonesia.
Baca juga: KKP-FAO sinergi pengendalian resistensi antimikroba perikanan budidaya
Antam menambahkan dalam rancangan akhir perpanjangan I-Fish tetap mempertahankan empat komponen utama kerja sama, antara lain pengarusutamaan keanekaragaman hayati perairan darat dalam kebijakan pengembangan dan pengelolaan sumber daya, dan demonstrasi konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan keanekaragaman hayati perairan darat.
Kemudian, lanjutnya, pemantauan dan penilaian keanekaragaman hayati perairan darat, serta pemantauan dan evaluasi kerja sama serta manajemen adaptif. "Komponen I-Fish dirancang mendukung prioritas KKP tahun 2021-2024 khususnya dalam membangun kampung-kampung perikanan budidaya tawar, payau dan laut berbasis kearifan lokal yang digaungkan Menteri Trenggono," ujar Antam.
Kepala Biro Humas dan Kerja Sama Luar Negeri KKP, Agung Tri Prasetyo menyebutkan bahwa strategi IFish adalah integrasi upaya pengarusutamaan keanekaragaman hayati perairan darat ke dalam kebijakan melalui kegiatan demonstrasi konservasi dan pemanfaatan berkelanjutan keanekaragaman hayati perairan darat terhadap habitat kritis di lima lokasi di Kalimantan, Jawa dan Sumatera.
"I-Fish merupakan kerja sama pengelolaan perikanan darat terbesar di Indonesia antara KKP dan FAO. Harapannya secara langsung berkontribusi pada pencapaian target pembangunan kampung perikanan air tawar," ungkap Agung.
Baca juga: KKP-FAO tingkatkan kerja sama inovasi pakan alternatif dengan maggot
Lebih jauh, Agung menguraikan perikanan darat umumnya dilakukan oleh usaha skala kecil, yakni komunitas/masyarakat di sepanjang daerah aliran sungai. Dia menekankan pentingnya perikanan darat pada pemenuhan kesejahteraan dan ketahanan pangan masyarakat.
Ia mengungkapkan, aktivitas utama I-Fish meliputi antara lain pelaksanaan situs demonstrasi di antaranya untuk Ikan Belida di Kabupaten Kampar, Ikan Sidat di Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cilacap; Ikan Arwana dan perikanan Beje di Kabupaten Kapuas dan Kabupaten Barito Selatan.
Selain itu, ujar dia, pengarusutamaan pengelolaan perikanan darat di level Kabupaten melalui skema Kelompok Kerja di Kabupaten Barito Selatan, Kabupaten Cilacap, Kabupaten Kapuas, Kabupaten Sukabumi, penyusunan Rencana Pengelolaan Perikanan untuk Ikan Sidat, serta penyusunan Buku Petunjuk Identifikasi Spesies Ikan Perairan Darat, dan penyusunan Integrated Inland Fisheries Geographic Information System (IIFGIS).
"Ke depan pembelajaran dan praktik terbaik implementasi I-Fish menjadi rujukan pembuatan kebijakan pengelolaan perikanan darat Indonesia. Tersedianya kebijakan dan pengelolaan yang lebih baik akan berperan sebagai katalis upaya pengelolaan perikanan darat pada berbagai jenis habitat darat lainnya," ucapnya.
Sebagai informasi, I-Fish merupakan kerja sama KKP dan FAO dibawah kerangka Global Environment Facility (GEF) yang ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal KKP dan Representatif FAO Indonesia dan Timor-Leste pada tahun 2017. Durasi kerja sama ini awalnya berlangsung dari 2017-2021.
Merujuk hasil rapat koordinasi antara jajaran KKP, Representatif FAO Perwakilan Indonesia dan GEF Operasional Focal Point Indonesia, tanggal 18 Juni 2021, dengan mempertimbangkan pentingnya kerja sama hibah ini bagi keberlanjutan perikanan darat, maka I-Fish akan diperpanjang hingga 2023 dengan jumlah hibah yang dapat dimanfaatkan senilai 4 juta dolar AS. Pembahasan perpanjangan telah dilaksanakan pada akhir Juni 2021.
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2021