Meski pun ada kejahatan, itu pun hanya kejahatan kecil-kecilan dan tidak menimbulkan korban jiwa.
Beberapa insiden dan kejahatan yang dilaporkan dan dimuat di berbagai media adalah perampokan bersenjata terhadap beberapa wartawan di hotel mereka, seorang pria Swiss yang melempar gelas wiski ke kameramen Belanda, petugas hotel yang mencuri barang pemain sepak bola di kamar mereka, atau seorang tunawisma yang mencuri selimut milik turis.
"Dengan banyaknya petugas polisi di mana-mana, penjahat tidak berani keluar," kata Eugene Opperman, seorang polisi berpangkat kolonel.
Sedikitnya angka kejahatan selama sebulan ini bisa jadi karena perhatian para penjahat juga terfokus untuk menyaksikan pertandingan sepak bola yang untuk pertama kali digelar di Afrika.
Untuk mengantisipasi terjadinya tindak kejahatan selama Piala Dunia, pemerintah Afrika Selatan menyiapkan 56 ruang sidang yang beroperasi dari pukul 08.30 sampai 23.00, dengan total 1.140 petugas pengadilan, didukung oleh 200 orang penerjemah.
Namun sejauh ini, hanya 172 kasus yang telah ditangani, termasuk diantaranya untuk mengadili wartawan Inggris yang dianggap telah memberikan akses kepada penonton untuk masuk kamar ganti tim Inggris.
"Sekarang, mereka yang beranggapan para penjahat akan merusak Piala Dunia, sekarang sedang menyantap sarapan dengan nyaman," kata Mthunzi Mhaga, seorang juru bicara pengadilan.
Kasus lain yang terjadi dan menarik perhatian adalah penahanan terhadap dua wanita Belanda yang dituduh melakukan pemasaran gelap (ambush marketing) di stadion Ellis Park, Johannesburg.
Kedua wanita muda tersebut bersama 30 wanita lainnya, dianggap melakukan pelanggaran karena pada pakaian mereka yang minim, ditemukan logo produk bir Bavaria Brewery, yang bukan sponsor resmi Piala Dunia.
Meski pihak polisi menyatakan bahwa hanya terjadi kejahatan ringan selama Piala Dunia 2010, dalam kenyataannya berita di berbagai media masih dihiasi oleh berita kejahatan, terutama di kota yang bukan tuan rumah.
Polisi memang telah mengerahkan tambahan sebanyak 40.000 petugas, tapi mereka lebih terfokus untuk mengamankan tempat-tempat yang sering dikunjungi turis, seperti hotel, stadion dan pusat perbelanjaan.(a032/T009)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010