Jakarta (ANTARA) - Prefektur Fukushima Jepang akan melarang kehadiran penonton dalam semua pertandingan Olimpiade yang diselenggarakan musim panas ini karena meningkatnya infeksi COVID-19, kata Gubernur Masao Uchibori yang mengubah keputusannya terdahulu.
Pada Kamis (8/7) lalu, penyelenggara memutuskan tidak akan ada penonton di kota tuan rumah Tokyo karena virus corona kembali merebak sehingga memaksa Jepang mengumumkan status darurat di ibu kota selama berlangsungnya Olimpiade, yang sudah ditunda satu tahun karena pandemi COVID-19.
Namun sebelum dikeluarkannya keputusan tersebut, pemerintah Fukushima, dan juga beberapa prefektur lain di luar ibu kota Tokyo, sempat mengumumkan akan mengizinkan sejumlah penonton untuk menyaksikan pertandingan Olimpiade.
Akan tetapi pada Jumat (9/7), penyelenggara kembali mengumumkan pertandingan sepak bola yang digelar di pulau utama paling utara Jepang, yakni Hokkaido, akan digelar tanpa penonton.
Fukushima yang juga berlokasi di wilayah Jepang utara, yang akan menjadi tuan rumah tujuh pertandingan sofbol dan bisbol, setuju dan meminta penyelenggara Olimpiade untuk melarang kehadiran penonton, demikian disampaikan Gubernur Masao Uchibori dalam konferensi pers yang digelar Sabtu.
Olimpiade dinilai sebagai kesempatan bagi Jepang untuk bersinar kembali di panggung global setelah dihantam bencana gempa bumi, tsunami dan nuklir yang menghancurkan sebuah pabrik di Fukushima satu dekade lalu.
Namun penyelenggaraan Olimpiade tahun ini nyatanya juga mengalami pembengkakan anggaran secara besar-besaran, demikian laporan Reuters.
Baca juga: Olimpiade tanpa penonton penyesalan semua pihak, kata Presiden IOC
Baca juga: Medali hingga podium, cara panitia gelar Olimpiade ramah lingkungan
Baca juga: Tokyo dinyatakan darurat COVID-19, Olimpiade digelar tanpa penonton
Pewarta: Rr. Cornea Khairany
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2021