Johannesburg (ANTARA News) - Perjalanan bersejarah Paraguay ke babak perempatfinal Piala Dunia menghidupkan semangat Salvador Cabanas, penyerang sekaligus bintang sepakbola negeri itu yang gagal tampil di Afrika Selatan setelah kepalanya ditembak seseorang Januari lalu.

Meskipun begitu, bintang kelahiran Meksiko berusia 29 tahun yang ditembak oleh pengedar narkoba di tempat umum pada sebuah bar di Meksiko pada 25 Januari, sangat menyanjung rekan-rekan setimnya di Afrika Selatan yang mendedikasikan permainanannya untuk pemain kunci yang menjadi pencipta gol terbanyak dengan enam gol pada babak kualifikasi lalu.

Menurut agennya, Cabanas yang terus menjalani perawatan intensif di sebuah klinik dekat Buenos Aires, mengaku berdebar-debar ketika nasib timnya di babak 16 Besar harus ditentukan lewat adu penalti setelah berlaga 0-0 dengan Jepang.

"Cabanas menangis, dan lompat jumpalitan," aku Jose Maria Gonzalez.

Penembakan tragis terhadap Cabanas, yang membuat 20.000 penggemarnya serempak mengenakan kostum timnas Paraguay di stadion Asuncion untuk mendoakannya, tidak meluluhkan semangat para penyerang Paraguay yang sukses menceploskan tiga gol penalti ke gawang Jepang.

Rekan-rekan setimnya yang akan menghadapi Spanyol di babak perempatfinal, sama sekali tidak pernah putus kontak dengannya.

"Kami juga berlaga demi dia (Cabanas)," kata pemain sayap Cristian Riveros. "Kami rutin menelponnya di ruang pesakitannya, dan dia baik-baik saja."

Pelatih Paraguay yang berasal dari Argentina, Gerardo Martino, mengatakan bahwa dia dan skuadnya ingin melangkah sejauh mungkin, demi menghormatinya.

"Kami ingin mempersembahkan penghortaman kepadanya selama putaran final Piala Dunia, karena dia pasti bersama kami jika dia tidak menjadi korban kejahatan itu," kata Martino. (*)

Reuters/AR09

Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2010