Jakarta (ANTARA) - Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta, PT Jakarta Propertindo (Perseroda) atau Jakpro mengupas teknologi pengangkatan atap proyek Jakarta International Stadium (JIS) bareng Forum Insinyur Muda - Persatuan Insinyur Indonesia (FIM-PII) melalui seminar daring, Jumat malam.

Seminar secara daring itu merupakan salah satu dari tiga rangkaian kolaborasi antara Jakpro dan FIM-PII dalam mewujudkan sosialisasi dan publikasi pembangunan konstruksi JIS.

Tiga rangkaian diisi dengan tema berbeda yang menyasar kepada para akademisi, praktisi konstruksi, mahasiswa, karyawan Jakpro dan masyarakat umum.
​​
Direktur Proyek JIS Iwan Takwin mengatakan, pembangunan JIS merupakan amanah Pemprov DKI Jakarta kepada Jakpro untuk membangun dan mengelola kawasan olahraga terpadu JIS bagi publik.
​​
Baca juga: Stadion megah di Jakarta itu bernama JIS

Pembangunan JIS dimulai sejak 2019, namun seiring berjalan waktu banyak tantangan yang dihadapi mulai dari target penyelesaian yang ketat hingga kemunculan pandemi di kuartal pertama tahun lalu.

Meski demikian, berbagai tantangan ini memacu Jakpro bersama KSO pelaksana proyek maupun "stakeholders" lainnya untuk terus melakukan inovasi, improvisasi, dan kolaborasi agar pembangunan JIS dapat terlaksana dan tuntas sesuai target.

“Jadi teman-teman di lapangan seperti konsultan, kontraktor terus berkolaborasi mencari jalan keluar dari tantangan ini,” ujar Iwan ketika menjadi Opening Remarks di acara webinar dengan topik “Jakarta International Stadium: Teknologi Lifting Rangka Atap 3.900 ton”.

Tangkapan layar Direktur Proyek Jakarta International Stadium (JIS) Iwan Takwin saat menjadi pembicara dalam seminar yang mengupas teknologi pengangkatan rangka atap seberat 3.900 ton di Stadion JIS bersama Forum Insinyur Muda-Persatuan Insyinyur Indonesia (PII) secara daring di Jakarta, Jumat (9/7/2021). (ANTARA/ Abdu Faisal)

Iwan menambahkan, pembangunan JIS merupakan proyek strategis di Jakarta bahkan Indonesia. Itu sebabnya, strategi pelaksanaan pembangunannya pun harus dengan terobosan strategi yang besar.

Misalnya saja, selama pembangunan JIS, Jakpro memanfaatkan digitalisasi. Hal ini merupakan inovasi Jakpro untuk lebih efektif, efisien dan transparan di setiap proyek yang dikerjakan termasuk soal pemantauan real time hingga sistem Building Information Modeling (BIM).
​​
Baca juga: Pembibitan rumput Jakarta International Stadium di Tangerang

Dengan digitalisasi ini, dokumentasi pembangunan JIS dari proses perencanaan, eksekusi, hingga pemeliharaan dilakukan secara transparan dan akuntabel.

Dengan berkembangnya teknologi, Jakpro meyakini bahwa perusahaan merupakan pelopor BUMD pertama yang menggunakan BIM atau salah satu teknologi di bidang "Architecture, Engineering dan Construction" (AEC) yang mampu mensimulasikan seluruh informasi di dalam proyek pembangunan ke dalam model tiga dimensi.

Selain itu, pembangunan JIS pun mencetak sejarah bagi dunia konstruksi maupun infrastruktur di Indonesia. Sebab, perancangan dan pembangunan rangka atap baja dengan berat 3.900 ton dan bentang terbesar di Asia bahkan dunia, dirakit di bawah dan diangkat secara bersamaan untuk menjadi atap JIS.

"16 titik harus diangkat secara sinkron secara terkomputerisasi setiap lima milimeter hingga mencapai 96 meter,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Heru Dewanto mengapresiasi capaian rangkaian pengangkatan rangka atap JIS yang sudah berhasil. Menurutnya, hal ini merupakan karya monumental teknik sipil di Indonesia yang menuntut keahlian dan profesionalisme tingkat tinggi.

“Ini momen bersejarah karena JIS termasuk 10 stadion terbesar di Dunia, paling tidak menurut Media Daily Mail yang berbasis di Inggris,” ujar Heru.
​​
Baca juga: Jakarta International Stadium gunakan rumput hibrida asal Boyolali

Bahkan, menurut Heru, JIS sejajar dengan Stadion Santiago Bernabeu milik klub Ibukota Spanyol Real Madrid lantaran struktur buka tutup atap yang mirip. Menariknya, Santiago Bernabeu juga tengah direnovasi.
​​

Foto aerial pembangunan Jakarta International Stadium (JIS) yang memasuki tahap pemasangan rangka atap di Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (16/6/2021). Pemasangan rangka atap JIS yang memiliki berat 3.900 ton dengan bentang 269 meter tersebut menggunakan sistem 'heavy lifting' yaitu proses perakitan struktur utama dan struktur ruang dilakukan di lantai dasar untuk kemudian dilakukan pengangkatan secara bersamaan dengan sekali angkat. ANTARA FOTO/Galih Pradipta/foc.

Bedanya, pengangkatan atap stadion Santiago Bernabeu, di Madrid hanya seberat 700 ton dan dilakukan secara bertahap.

“Artinya struktur space truss roof JIS yang bisa buka-tutup merupakan terbesar dan terberat di Asia bahkan dunia. Ini heavy lifting menjadi capaian terbaik insinyur Indonesia,” jelasnya.

Dalam webinar ini para narasumber yang terdiri dari M Rizky Fauzi, Manajer Konstruksi Proyek Jakarta International Stadium dan Arga Frandsiska,

Manajer Proyek PT Wika Industri dan Konstruksi memaparkan tentang proses lifting rangka atap seberat 3.900 ton sepanjang 270 meter ini sanggup diangkat hingga ketinggian 70 meter secara bersamaan.

Harapannya, webinar kolaborasi ini bisa menjadikan JIS sebagai obyek pembelajaran bagi dunia konstruksi maupun menjadi kajian akademik di Fakultas Teknik di Indonesia. Dengan begitu, pembangunan JIS akan menjadi benchmark pembangunan stadion di Indonesia pada masa depan.

Baca juga: Jakpro bersama KAI dan Kemenhub bahas transportasi terintegrasi di JIS

Pewarta: Abdu Faisal
Editor: Taufik Ridwan
Copyright © ANTARA 2021