Johannesburg (ANTARA News) - Para penggemar sepak bola dunia yang sempat berharap akan menyaksikan aksi para pemain bintang, harus menelan kekecewaan karena ternyata mereka justru "mandul" di tanah Afrika.


Bintang asal Brazil, Kaka, Lionel Messi (Argentina), dan Wayne Rooney (Inggris) tidak mampu mencetak gol, sementara Christian Ronaldo dari Portugal hanya menyumbang satu gol. Malahan Kaka diganjar kartu merah pada pertandingan babak penyisihan.


Meski gagal bersinar, Kaka dan Messi tetap masih beruntung karena timnya melaju ke perempat-final, sementara Inggris dan Portugal tersisih di babak 16 besar.


Satu-satunya gol Ronaldo terjadi tiga menit menjelang pertandingan berakhir saat Portugal menggilas Korea Utara 7-0 di penyisihan Grup G di Cape Town 21 Juni lalu.


Rooney pun lebih awal bersama timnya setelah gagal menyumbang satu pun gol dari empat pertandingan yang diikutinya. Pada pertandingan terakhir. Nasib sial Rooney semakin bertambah karena Inggris dipencundangi musuh kebuyutan Jerman dengan skor telak 1-4.


Tidak lama kemudian, Ronaldo pun menyusul pulang setelah gagal mengantar Portugal ke perempat-final setelah disingkirkan negara tetangga Spanyol dengan skor 0-1.


Kaka, bintang Brazil yang juga menjadi andalan Real Madrid, harus bertanding dengan kondisi cedera paha, sehingga tidak bisa bermain maksimal.


Sementara Lionel Messi yang menjadi anak emas pelatih Maradona, meski tidak pernah mencetak gol, setidaknya memberikan banyak kontribusi kepada rekan-rekannya untuk mencetak gol.


Perhatian ekstra yang diberikan para pemain lawan untuk mengawal Messi secara khusus justru memberikan keuntungan kepada Argentina karena pemain lain seperti Carloz Tevez, bisa bergerak bebas.


"Bagi saya tidak ada masalah tidak bisa mencetak gol, karena saya bisa memberikan peluang kepada rekan-rekan untuk mencetak gol. Yang lebih penting, tim saya mencetak kemenangan," kata Messi.


Berkat bantuan Messi, Argentina pun berhasil mencetak sepuluh gol dan hanya kebobolan dua gol.


Tenggelamnya para pemain bintang juga tidak terlepas dari strategi lawan untuk memberikan perhatian khusus kepada mereka. Seperti yang dialami oleh Messi, ia langsung dikerubuti oleh tiga pemain begitu menguasai bola. Bahkan tidak jarang ia menjadi sasaran ganjalan keras lawan.


Kondisi tersebut membuat berang Maradona dan ia pernah menyerang pelatih Korea Selatan Hung Jung-moo yang menurutnya bukan menampilkan permainan sepak bola, tapi taekwondo.


"Bagitu Messi menguasai bola, mereka seperti ingin menendangnya. Itu adalah sebuah skandal," kata Maradona yang pernah mengantar Argentina ke tangga juara Piala Dunia 1986 di Meksiko.


Diantara pemain bintang lainnya, nasib paling malah dialami oleh Rooney dan Ronaldo karena perjalanan tim mereka sama-sama terhenti di babak 16 besar.


"Saya merasa sebagai orang yang sedih, putus asa dan frustrasi," kata Ronaldo, kapten tim Portugal yang permintaannya untuk melakukan tendangan bebas sering diabaikan.


Selama pertandingan, Ronaldo hampir tidak pernah memperlihatkan kualitasnya sebagai pemain yang berharga 94 juta ero. Sama sekali tidak terlihat tendangannya yang membayakan Spanyol pada pertandingan 16 besar menghadapi Spanyol.


Tidak terlihat sikap Ronaldo yang bisa memberikan dorongan moral kepada rekan-rekannya setelah tertinggal, dan malah seperti sibuk dengan kekecewaan sendiri.


Kiper veteran Inggris, David James membela Rooney dengan mengatakan bahwa tim-tim tangguh seperti Jerman sudah mengetahui dengan baik bagaimana berbahayanya ronde sehingga mereka berusaha untuk menghentikannya.


"Wayne sama sekali tidak diberi ruang, dan adakalanya ia harus turun untuk mendapatkan bola," kata James, pemain paling senior dalam tim berjuluk Three Lions itu.


Dunga, pelatih Brazil menegaskan bahwa ia menginginkan gol dari Kaka, bukan kartu kuning, apalagi kartu merah. Kartu kuning yang diterima Kaka pada pertandingan babak 16 besar menghadapi Chile, menempatkan pemain Real Madrid itu dalam bahaya menghadapi Belanda di perempat-final pada 2 Juli mendatang di Port Elizabeth.


Sepertinya, pemain dengan teknik tinggi dihukum di Piala Dunia ini, sementara mereka yang melakukan pelanggaran justru tidak mendapat hukuman," keluh Dunga.(A032/Z002)



Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010