Jakarta (ANTARA) - Unggulan ketujuh Matteo Berrettini menjadi petenis Italia pertama yang melangkah ke final Wimbledon, seusai melewati hadangan petenis Polandia Hubert Hurkacz dengan kemenangan 6-3, 6-7(3), 6-4 pada Jumat.
Petenis berusia 25 tahun itu membutuhkan waktu dua jam 36 menit untuk melewati Hurkacz yang menjadi unggulan ke-14 turnamen di Centre Court demi tiket partai puncak pada Minggu nanti, hari yang sama ketika Italia memainkan laga final Euro 2020 di Stadion Wembley, London melawan Inggris.
Di final, Berrettini menanti pemenang laga semifinal lainnya antara petenis unggulan pertama Novak Djokovic, juara lima kali Wimbledon, dan petenis unggulan ke-10 asal Kanada Denis Shapovalov.
Baca juga: Berrettini tak sepakat dengan usulan bantuan keuangan bagi petenis
Baca juga: Atasi Fucsovics, Djokovic amankan tiket semifinal Wimbledon
"Saya tak bisa berkata-kata," kata Berrettini setelah laga seperti dikutip Reuters. "Saya perlu, saya rasa, beberapa jam untuk memahami apa yang terjadi. Saya hanya tahu saya memainkan laga yang luar biasa. Saya sangat senang. Saya sangat senang berada di sini.
"Saya rasa saya tidak pernah memimpikan ini karena ini terlalu berlebihan untuk suatu mimpi."
Kesuksesan Berrettini dalam dua pekan terakhir tidak sepenuhnya tiba-tiba ketika ia datang di All England Club setelah memenangi gelar level-tour kelimanya di Queen's Club Championship.
Dia adalah petenis pertama yang memenangi ajang pemanasan Wimbledon di penampilan debutnya setelah Boris Becker pada 1985 dan tetap berada di jalur untuk menyamai prestasi petenis Jerman itu dengan menyelesaikan gelar ganda Queen's Club Wimbledon di tahun yang sama.
Kemenangan pada Jumat juga membuat Berrettini sebagai petenis pertama Italia yang mencapai final Grand Slam setelah Adriano Panatta yang memenangi Roland Garros pada 1976.
Baca juga: Mimpi titel Wimbledon kesembilan Federer sirna di tangan Hurkacz
Baca juga: Karolina Pliskova capai final pertamanya di Wimbledon
Baca juga: Ashleigh Barty lolos ke final Wimbledon perdananya
Pewarta: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2021