Cape Town (ANTARA News/Reuters) - Pelatih Kamerun asal Prancis Paul Le Guen telah berhenti sebagai pelatih setelah tim asuhannya tersingkir dari Piala Dunia tanpa meraih satu poin pun.
"Kontrak saya akan datang, dan jelas saya akan berhenti sekarang. Mungkin saya tidak berhasil dalam mempersatukan tim dan membuat tim menjadi kompak," kata Le Guen kepada wartawan setelah kekalahan 1-2 dari Belanda memuncaki laga menyedihkan yang di dalamnya termasuk kekalahan dari Jepang dan Denmark.
"Saya tidak akan menunjuk figur atau menyalahkan siapa pun. Saya kira saya akan mendapat hasil yang lebih baik dengan pertandingan ini," tambahnya.
Mantan manajer Olympique Lyon dan Rangers itu menolak mengomentari rumor bahwa ia mungkin akan melatih Australia.
Pelatih Australia Pim Verbeek mengundurkan diri dari timnya yang juga tersisih dari Piala Dunia 2010 pada babak penyisihan grup.
"Saya berada pada akhir misi ini. Sudah direncanakan begini jalannya. Saya tidak akan memikirkan masa depan dan kita lihat saja nanti," tambah Le Guen.
Le Guen mengilhami kebangkitan Kamerun dalam kualifikasi Piala Dunia tahun lalu, memperbaiki reputasinya sebagai pelatih.
Lyon mengontraknya sebagai penerus Jacques Santini ketika ia ditunjuk sebagai manajer Prancis pada 2002. Lyon telah memenangi gelar Ligue 1 pertama mereka di bawah Santini tetapi Le Guen membawa tim tersebut meraih ktiga kejuaraan lagi.
Di Rangers, ia hanya bertahan sekitar enam bulan setelah bertengkar dengan kaptennya dan memicu protes dari fans di luar lapangan tetapi dalam beberapa pekan setelah tersingkir dari tim Skotlandia itu, Le Guen kembali bekerja di klub lamanya Paris St Germain, membantu mereka terhindar dari degradasi pada akhir musim 2006/2007.
Tetapi keberuntungan klub tersebut tidak meningkat hampir sepanjang musim setelah itu dan Le Guen membutuhkan perlindungan polisi dari fans yang militan karena hasil buruk PSG.
Kendati mencapai final Piala Prancis, dan memenangi Piala Liga, di bawah Le Guen, PSG memutuskan untuk membiarkan pelatih itu pergi pada Mei 2009.
Le Guen menandatangani kontrak lima bulan bersama Kamerun pada Juli 2009 dan ditugaskan untuk memperbaiki penampilan yang terseok-seok di kualifikasi. Dia bersikeras membawa staf pendukung dan menuntut federasi menyediakan fasilitas yang baik bagi tim, peralatan dan akomodasi kelas atas.
Dia kemudian menandatangani perpanjangan kontrak karena Kamarun lolos ke putaran final Piala Dunia.
(F005/A016/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010