Sandiaga mengatakan paradigma pembangunan pariwisata akan difokuskan kepada pariwisata yang berkualitas dan berkelanjutan dengan SDM yang terampil.
Baca juga: Menparekraf: Proses distribusi dana hibah pariwisata akan dipercepat
"Kita butuh dukungan dari Generasi Muda Pembangunan Indonesia, dan kita juga ingin menghadirkan pariwisata yang memberikan kepuasan-pengalaman kepada wisatawan. Jadi bukan hanya dari segi kuantitas, tapi juga kepuasan dan ada diversifikasi produk dan jasa, juga adopsi teknologi digital," katanya dalam diskusi bersama kalangan muda dari Generasi Muda Pembangunan Indonesia (GMPI) secara virtual pada Jumat, dikutip dari siaran resmi.
Dia mengatakan, gelombang kedua COVID-19 yang menerpa Indonesia, termasuk ditemukannya varian delta, memicu penutupan seluruh destinasi wisata dan sentra ekonomi kreatif. Mengulang peristiwa yang terjadi pada awal tahun 2020, kondisi pariwisata dan ekonomi kreatif dalam kondisi yang memprihatinkan.
Kunjungan wisatawan menukik tajam, devisa turun, tenaga kerja pariwisata yang diperkirakannya lebih dari dua juta lebih kini terancam kehilangan pekerjaan. Padahal kondisi perekonomian pada awal tahun 2021 sudah mulai membaik.
"Cukup memprihatinkan apalagi dengan adanya gelombang varian delta, sehingga belum terlihat perbaikan di sektor pariwisata," katanya.
Kendati demikian, terdapat peningkatan pada ekonomi kreatif, antara lain aplikasi dan game online serta peningkatan kuliner, kriya dan fesyen yang terus bertransformasi dalam ekosistem ekonomi digital.
Baca juga: Sandiaga Uno bagikan kiat memulai bisnis
Sandiaga melihat langkah-langkah pemulihan pariwisata berada pada tiga pilar utama, yaitu adaptasi, kolaborasi dan inovasi.
Bersamaan dengan program yang tepat sasaran, tepat manfaat dan tepat waktu, pihaknya juga fokus pada sisi kesehatan, seperti sertifikasi CHSE untuk menghadirkan kepercayaan bagi wisatawan. Sertifikasi CHSE katanya menjadi keniscayaan di seluruh kegiatan, baik destinasi wisata maupun sentra ekonomi kreatif.
"Kita harus yakinkan, bahwa pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif harus beradaptasi dengan protokol kesehatan yang ketat dan disiplin," jelasnya.
"Programnya kita namakan Indonesia Care dengan beberapa turunan, yaitu Bangga Buatan Indonesia, Bangga Berwisata di Indonesia atau #DiIndonesiaAja dan Beli Kreatif Lokal untuk mendorong konsumsi," paparnya.
Sementara langkah pemulihan ekonomi dijelaskannya akan berpusat kepada peningkatan SDM ekonomi kreatif, peningkatan akses pasar, infrastruktur dan juga akses permodalan untuk produk-produk ekonomi kreatif dan pelaku ekonomi kreatif
"Ada 20 juta pelaku ekonomi kreatif di seluruh Indonesia dan mayoritas adalah UMKM dan tentunya inovasi dan perluasan dari jasa ekonomi kreatif," kata Sandiaga Uno.
Baca juga: Menparekraf apresiasi inisiatif GoFood bekali prokes ketat untuk mitra
"Kami juga fokus pada peningkatan akses pembiayaan, ada beberapa subsektor yang kami fokuskan untuk mendapatkan bantuan insentif pemerintah, mulai dari kuliner sampai film animasi dan video," jelasnya.
Oleh karena itu, dirinya selalu mengingatkan nasionalisme era baru, yaitu gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia.
Bukan hanya pakai produk buatan Indonesia, tapi juga bantu menciptakan digital aset melalui produksi konten kreatif yang bisa didorong melalui market place.
"Akhirnya kunci sukses di masa pandemi ini saya selalu bilang, 3G yaitu Gercep-gerak cepat, Geber-gerak bersama dan Gaspol-garap semua potensi untuk bisa bertahan. COVID-19 ini memaksa kita untuk meningkatkan keterampilan, upskilling dan reskilling untuk penciptaan lapangan kerja," jelas Sandiaga Uno.
"Mari anak-anak muda Pembangunan Indonesia kita menjadi agen perubahan, jangan menjadi kaum rebahan, tapi kita pastikan pandemi ini menjadi pemicu kita untuk membangun lebih baik lagi, untuk menghadirkan Indonesia Emas Sejahtera Adil dan Makmur yang bisa kita serahkan kepada generasi penerus," tutup dia.
Baca juga: Sandiaga Uno apresiasi pemengaruh yang ajak pengikut di rumah saja
Baca juga: Sandiaga resmikan Sentra Budaya dan Ekonomi Kreatif Melayu Riau
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021