Komitmen merawat arena PON
Di balik harapan-harapan itu, Echa juga menggarisbawahi satu hal yang lebih penting, yakni komitmen pemerintah dan masyarakat dalam merawat aset serta infrastruktur yang telah dibangun dengan biaya hingga miliaran rupiah itu.
“Dengan dieksposnya Papua lewat PON, orang-orang bisa lebih sadar akan kemampuan Papua, termasuk sumber daya alamnya dan pariwisatanya,”
“Tapi perlu juga edukasi kepada masyarakat karena kita semua tahu pemerintah telah menggunakan dana besar untuk membangun infrastruktur. Harapanku, masyarakat dan pemerintah bisa menjaga aset yang sudah dibangun,” ucapnya.
Baca juga: Presiden resmikan fasilitas PON Papua Rp10 triliun
Kekhawatiran itu juga turut disampaikan pengamat olahraga Djoko Pekik Irianto. Menurut dia, pemerintah daerah harus mulai memikirkan strategi pemeliharaan arena PON. Jangan sampai permasalahan klasik seperti banyaknya fasilitas yang terbengkalai pasca penyelenggaraan PON terus terulang.
Djoko mengatakan arena-arena bekas PON terbengkalai begitu saja pasca PON 2008 Kalimantan Timur, PON 2012 Riau, dan PON 2016 Jawa Barat. Padahal pembangunan itu telah menelan hingga miliaran bahkan triliunan, baik yang menggunakan anggaran APBN maupun APBD.
Ia menyampaikan pemerintah daerah perlu menggandeng pihak swasta jika tidak ingin terlalu terbenani dengan tanggung jawab merawat aset PON. Menurut dia, apabila diserahkan kepada pihak swasta, mereka bisa memastikan adanya kegiatan berkelanjutan di arena PON Papua di masa mendatang.
“Pemda tidak bisa mengelola sendiri, tapi harus kerja sama dengan mitra bisa swasta dan sebagainya untuk pemeliharaan. Kita tidak bisa menyerahkan kepada dinas karena mereka punya tugas dan fungsi masing-masing,” kata Djoko kepada Antara, beberapa waktu lalu.
Baca juga: Papua perbaiki fasilitas infrastruktur jelang PON
Baca juga: PB PON Papua sebut semua arena sudah siap digunakan pada Juni 2021
Djoko melanjutkan bahwa dengan menggandeng pihak ketiga, stadion atau arena olahraga bisa dikomersialisasikan sehingga bisa mendapatkan pemasukan guna menambah anggaran perawatan.
Selain itu, Djoko juga menyarankan agar pemerintah provinsi bisa menjadikan arena-arena tersebut sebagai tempat pemusatan latihan daerah (pelatda) atlet Papua. Tujuannya, agar arena yang sudah mendapat standar internasional itu tidak terbengkalai dan bisa terpelihara karena adanya kegiatan.
“Atau apabila ada kesepakatan, nanti atlet-atlet nasional bisa saja melakukan pelatnas persiapan SEA Games atau Asian Games di Papua, “tuturnya.
PON Papua sempat diragukan di tengah berbagai kondisi saat ini, mulai dari isu keamanan hingga kesehatan, mengingat akan berlangsung dalam era pandemi COVID-19.
Namun Panitia Besar atau PB PON Papua telah menjamin bahwa Papua sangat aman untuk menggelar pesta olahraga nasional empat tahunan tersebut sehingga mereka mengajak siapa pun supaya tidak ragu datang dan menyukseskan PON Papua. Sebab, keberhasilan PON Papua tidak hanya menyangkut harga diri Papua, tetapi juga seluruh bangsa Indonesia.
Keberhasilan PON 2021—jika tidak ada lagi penundaan atau pembatalan—tampaknya tidak hanya menyemai harapan percepatan pembangunan di Papua, tetapi juga kesempatan pembuktian kepada dunia bagaimana Indonesia melewati pandemi COVID-19.
Baca juga: Masih ada semangat PON XX di tengah pandemi COVID-19
Baca juga: Polri pastikan keamanan PON Papua dapat dikendalikan
Pewarta: Shofi Ayudiana
Editor: Junaydi Suswanto
Copyright © ANTARA 2021