Faktor anomali Prancis
Pada Piala Dunia 2018 di Rusia, Prancis menjuarai turnamen ini dengan 6 kali menang dan satu kali seri. Baik Inggris maupun Italia juga tak terkalahkan sebelum final Euro 2020.
Sewaktu menjuarai Piala Dunia 2018 rata-rata penguasaan bola Prancis adalah 48 persen dan menjadi tim urutan ke-25 dari 32 tim yang paling jarang mendekati area penalti lawan.
Prancis juga tim kelima terendah dalam memberikan umpan dan kelima terendah dalam area jelajah lapangan, selain memiliki rata-rata enam tembakan ke arah gawang per pertandingan atau yang kedua terendah.
Namun Prancis memiliki pertahanan solid dan efektif dalam serangan balik, serta klinis menuntaskan peluang. Prancis juga sangat efektif menyelesaikan bola mati sampai-sampai bek tengah mereka menjadi penentu kemenangan dalam perempatfinal dan semifinal.
Situasi Prancis mungkin lebih cocok dengan Inggris, mengingat Inggris juga kurang begitu ofensif dibandingkan dengan Italia, tetapi Inggris solid dalam bertahan seperti halnya Prancis. Indikatornya terlihat dari baru kebobolan satu gol dan lima kali clean sheet.
Baca juga: Catatan nirbobol Inggris raib, babak pertama imbang 1-1 lawan Denmark
Satu lagi yang tak bisa diabaikan adalah keberuntungan. Selain faktor penonton yang bisa sangat menentukan, Inggris juga agak lebih dilindungi Dewi Fortuna dibandingkan Italia. Penalti kontroversial dan gol bunuh diri saat melawan Denmark adalah contohnya.
Oleh karena itu, Inggris memiliki peluang lebih baik dalam memenangkan final Euro 2020.
Jadi, juara Piala Eropa untuk pertama kali guna menyusul Spanyol, Prancis, Jerman dan Italia sebagai negara yang menjuarai baik Piala Dunia maupun Piala Eropa, mungkin bukan lagi mustahil bagi Inggris.
Baca juga: EURO 2020 di antara ambisi pembuktian dan bibit-bibit kejutan
Copyright © ANTARA 2021