membangun dari awal "milestone" ini
Jakarta (ANTARA) - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) akan menambah sumber daya manusia (SDM) periset andal dan berstandar global di lingkungan instansi tersebut.
"Terkait riset tentunya kita memenuhi standar global, sains dan Iptek harus berstandar global. Tidak ada riset, sains, dan Iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi) yang berstandar lokal, norma standar global periset harus minimal S3. Jadi inilah yang kita pakai sebagai basis penetapan calon periset di BRIN," kata Kepala BRIN Laksana Tri Handoko dalam keterangannya, Jakarta, Jumat.
Handoko mengatakan para periset tersebut juga harus mampu berkompetisi juga secara global, yang sudah siap bekerja, dan memiliki portofolio yang memadai di bidangnya.
Untuk itu, BRIN membuka formasi Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) 2021 dengan pendidikan minimal S3 untuk mendapatkan SDM periset yang memenuhi standar global dan andal di bidangnya.
Sebanyak 325 formasi dibuka dengan rincian 104 formasi Calon Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (CPPPK) untuk formasi peneliti ahli madya dan 221 formasi Calon Pegawai Negeri Sipil (CpNS) untuk formasi peneliti ahli muda.
Pelamar CPPPK diharuskan memiliki persyaratan sudah menyelesaikan pendidikan S3 berusia 20-60 tahun yang nantinya akan memiliki masa perjanjian kerja selama lima tahun. Sementara untuk pelamar CPNS diharuskan memiliki persyaratan sudah menyelesaikan pendidikan S3 dengan usia 18 hingga 40 tahun.
Handoko menuturkan pembentukan BRIN sebagai organisasi baru yang mempunyai tugas mengkoordinasikan berbagai penelitian, pengembangan, pengkajian dan penerapan (litbangjirap) yang ada di negeri ini adalah "milestone" di dalam sejarah Iptek di Indonesia.
"Jadi saya mengajak teman-teman semua yang baru selesai S3 baik di dalam maupun luar negeri untuk bersama-sama menjadi saksi sejarah, membangun dari awal "milestone" ini untuk menjadi pondasi kemajuan Iptek dan riset di Indonesia yang mampu bersaing dan berkompetisi secara global serta menjadi pondasi perekonomian menuju Indonesia maju ke depan," tutur Handoko.
Baca juga: BRIN dukung pembentukan SDM berkualitas untuk Indonesia unggul
Baca juga: BRIN: Pemerataan pendidikan-pengembangan SDM poin penting bagi Papua
Sekretaris Utama BRIN Mego Pinandito juga mengatakan saat ini Indonesia membutuhkan lebih banyak periset yang sudah mampu melakukan riset secara mandiri.
Oleh karena itu, seleksi CASN BRIN 2021 dibuka agar calon peneliti yang masuk sudah berpengalaman sehingga langsung siap untuk membangun empowerment research agar ada inovasi baru untuk Indonesia.
"Ini merupakan realisasi program pemerintah untuk Manajemen Talenta Nasional, khususnya bidang Riset dan Inovasi yang menjadi tanggung jawab BRIN. Sekaligus juga menyediakan platform bagi para generasi muda talenta Indonesia yang memiliki "passion" riset untuk kembali ke Tanah Air, dan membangun Indonesia melalui riset dan Iptek," Mego.
Kepala Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (Pusbindiklat LIPI) sekaligus tim teknis seleksi CASN BRIN 2021 Ratih Retno Wulandari menuturkan sebagai syarat khusus untuk dapat bergabung dengan formasi jabatan fungsional peneliti, pelamar harus memenuhi Hasil Kerja Minimal (HKM).
Untuk CPNS, HKM yang harus dipenuhi adalah pernah memperoleh dana penelitian, minimal berupa beasiswa S3; pernah menjadi pemakalah di pertemuan ilmiah yang dibuktikan dengan manuskrip, sertifikat/surat keterangan menjadi pemakalah; mempunyai karya tulis ilmiah dalam bentuk artikel di prosiding ilmiah yang diterbitkan, berjumlah dua buah dan berperan sebagai kontributor utama.
Selanjutnya, memiliki artikel ilmiah yang diterbitkan pada jurnal ilmiah minimal terakreditasi nasional, atau buku ilmiah diterbitkan penerbit nasional, atau naskah akademis rancangan peraturan direktur jenderal (Perdirjen) atau rancangan peraturan daerah (Perda), atau kekayaan intelektual bersertifikat terdaftar, berjumlah tiga buah dan berperan sebagai kontributor utama.
CASN BRIN 2021 juga membuka formasi khusus untuk putra/putri lulusan terbaik dengan predikat cumlaude, putra/putri Papua dan Papua Barat, penyandang disabilitas, dan diaspora.
Formasi diaspora dibuka karena pemberdayaan diaspora Indonesia, terutama diaspora peneliti untuk bekerja bagi tanah air masih belum maksimal.
Sejak 2014, LIPI sebagai salah satu lembaga pemerintah non kementerian (LPNK) di bawah koordinasi BRIN aktif mencari dan merekrut diaspora untuk bergabung dan sejak 2018 jalur diaspora telah dibuka sebagai salah satu mekanisme penerimaan CPNS di LIPI.
Baca juga: BRIN perkuat SDM unggul tingkatkan ekosistem riset dan inovasi
Baca juga: Asisten Deputi: BRIN integrasikan riset dari hulu sampai hilir
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021