PPKM darurat diharapkan dapat mengurangi tingkat transmisi
Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara (Jubir) Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan pemerintah melakukan penilaian level situasi pandemi suatu wilayah per pekan agar dapat menentukan strategi penanggulangan yang tepat.
"Assessment (penilaian) level situasi pandemi ini kita lakukan setiap satu minggu di tiap kabupaten/kota dan provinsi,," kata Nadia dalam keterangan pers harian PPKM Darurat, Jakarta, Rabu.
Penilaian level situasi wilayah tersebut merupakan bagian dari strategi adaptif dan dinamis yang diterapkan pemerintah agar dapat merespon perubahan yang terjadi sehari-hari dalam rangka mempercepat penanggulangan pandemi COVID-19.
Selain itu, Keberhasilan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat tentunya harus dapat diukur secara akurat dan transparan. Oleh karena itu, pemerintah terus melakukan penilaian level situasi pandemi.
Nadia juga mengatakan Kementerian Kesehatan akan terus meningkatkan kualitas dan efisiensi proses pencatatan dan pelaporan sebagai upaya pemantauan (monitoring) dampak dari PPKM darurat.
"Pemberlakuan PPKM darurat diharapkan dapat mengurangi tingkat transmisi dengan segera bersamaan dengan upaya meningkatkan kapasitas respon kesehatan sehingga level situasi pandemi dapat membaik dan PPKM darurat dapat dicabut," tuturnya.
Baca juga: Pemerintah minta masyarakat kurangi mobilitas, kecuali untuk vaksinasi
Baca juga: LaNyalla minta pengusaha langgar PPKM disanksi tegas
Untuk menentukan status level pandemi kabupaten/kota yang menjadi lokasi PPKM Darurat saat ini, Nadia mengatakan, sudah menyusun indikator tentang penyesuaian upaya-upaya kesehatan masyarakat dan upaya sosial dalam penanggulangan pandemi yang diadopsi dari Badan Kesehatan Dunia (WHO).
Situasi pandemi terbagi dalam lima tingkat yakni 0-4, yang menggambarkan kecukupan kapasitas respon sistem kesehatan seperti kapasitas pengujian (testing), pelacakan (tracing) dan pengobatan relatif terhadap transmisi penularan virus di wilayah tersebut.
Level di tingkat 0 adalah situasi di mana wilayah tersebut memiliki kapasitas respon yang memadai dan tidak memiliki kasus sama sekali. Dalam hal ini wilayah tersebut tidak perlu memperketat protokol kesehatan masyarakat atau membatasi aktivitas sosial mereka.
Sebaliknya level situasi tertinggi yakni level situasi 4 di mana transmisi virus sangat tinggi sementara kapasitas respon sangat terbatas. Dalam situasi ini, protokol kesehatan dan pembatasan aktivitas sosial harus diperketat agar jumlah kasus turun sampai level yang dapat ditangani fasilitas layanan kesehatan yang ada.
Baca juga: Pemerintah targetkan 324 ribu testing COVID-19 per hari di Jawa-Bali
Baca juga: Pemerintah sebut penularan COVID-19 di Jawa-Bali terjadi sangat cepat
Dalam penilaian untuk menentukan level situasi suatu wilayah, ada dua hal yang dibandingkan yaitu level transmisi penularan dibandingkan dengan kapasitas respon sistem kesehatan di wilayah tersebut.
Tingkat transmisi COVID-19 dibagi ke dalam tujuh tingkat dari tidak ada transmisi, kasus impor atau sporadik, kasus terklaster, dan transmisi komunitas yang lebih jauh dibagi ke dalam empat tingkat yaitu transmisi komunitas tingkat 1-4.
Dalam penentuan transmisi komunitas digunakan tiga indikator yaitu, jumlah kasus, jumlah kasus rawat dan jumlah kematian yang dihitung per 100 ribu penduduk per pekan.
Jika kasus konfirmasi dan kematian dikategorikan dalam transmisi komunitas tingkat 3 sedangkan rasio perawatan masuk dalam kategori transmisi komunitas tingkat 4, maka wilayah tersebut dimasukkan dalam kategori transmisi komunitas tingkat 4.
Sementara kapasitas respon layanan kesehatan dikategorikan memadai sedang atau terbatas berdasarkan tiga indikator yakni, positivity rate dari pengujian (testing) dengan mempertimbangkan rasio testing, rasio kontak erat yang dilacak untuk setiap kasus dan keterisian tempat tidur perawatan.
Dengan transmisi komunitas tingkat 4 dan kapasitas respon terbatas, maka level situasi pandemi menjadi tingkat 4.
Baca juga: Jubir: Kurangi mobilitas warga agar anak tidak terpapar COVID-19
Baca juga: Anies tepat prediksikan 100.000 kasus COVID-19 pada pekan kedua Juli
Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021