Berdasarkan hasil penilaian terakhir, level situasi pandemi di hampir seluruh kabupaten/kota di Jawa-Bali berada di level 3 atau 4

Jakarta (ANTARA) - Juru Bicara (Jubir) Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dr Siti Nadia Tarmizi mengungkapkan bahwa tingkat penularan COVID-19 di Jawa-Bali terjadi dengan sangat cepat.

"Berdasarkan hasil penilaian terakhir, level situasi pandemi di hampir seluruh kabupaten/kota di Jawa-Bali berada di level 3 atau 4. Artinya bahwa tingkat penularan di lingkungan masyarakat terjadi dengan sangat cepat dan mengakibatkan kapasitas respon sistem kesehatan yang ada dengan cepat terpakai, bahkan sampai terlampaui," katanya dalam keterangan pers harian PPKM Darurat, di Jakarta, Rabu.

Ia menyatakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat adalah sebagai respon kebijakan untuk daerah-daerah dengan situasi pandemi level 2-4 di Jawa dan Bali.

Melalui penerapan PPKM Darurat, katanya, maka tingkat penularan COVID-19 dapat berkurang sehingga level situasi pandemi dapat menjadi lebih baik.

Nadia mengatakan PPKM Darurat bertujuan untuk mengendalikan pandemi, khususnya untuk mencegah kesakitan dan kematian serta menjaga keberlangsungan sistem layanan kesehatan.
​​​​​​
"Pemberlakukan PPKM Darurat diharapkan dapat mengurangi tingkat transmisi dengan segera bersamaan dengan upaya meningkatkan kapasitas respon kesehatan sehingga level situasi pandemi dapat membaik dan PPKM Darurat dapat dicabut," katanya.

Pemerintah mengimbau masyarakat untuk tetap menjalankan protokol kesehatan dengan ketat dan untuk tetap di rumah saja terutama pada kelompok usia anak-anak dan ibu hamil karena kasus COVID-19 pada kelompok itu cenderung meningkat, demikian Siti Nadia Tarmizi ​​​​​​.

Baca juga: 27 kabupaten/kota di luar PPKM Jawa-Bali masuk zona merah

Baca juga: Wakil Ketua Komisi IX DPR ingatkan luar Jawa-Bali tak lengah

Baca juga: Hal yang harus dilakukan ketika berkendara pada masa PPKM Jawa-Bali

Baca juga: Daftar daerah pelaksana PPKM Darurat di Jawa dan Bali

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021