Perbankan syariah mampu tumbuh kuat di tengah pandemi dan resilience (bertahan) di masa pandemi baik dari segi aset, pembiayaan, dan Dana Pihak Ketiga (DPK)....
Jakarta (ANTARA) - Kepala Ekonom PT Bank Syariah Indonesia (BSI) Tbk Banjaran Surya Indrastomo menilai sektor perbankan syariah mampu bertahan di tengah krisis pandemi COVID-19, yang terlihat dari peningkatan bisnis serta kinerja dan pergerakan yang cenderung stabil di pasar modal.
Menurut Banjaran, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Rabu, performa ini menunjukkan perbankan syariah secara fundamental bisa menjadi salah satu motor dalam pemulihan ekonomi nasional.
“Perbankan syariah mampu tumbuh kuat di tengah pandemi dan resilience (bertahan) di masa pandemi baik dari segi aset, pembiayaan, dan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan syariah tumbuh di atas perbankan nasional,” ujarnya di Webinar Pasar Modal Syariah Indonesia.
Hingga Maret 2021, ujar dia, pertumbuhan aset perbankan syariah mencapai 12,8 persen atau lebih tinggi dari perbankan konvensional dan industri perbankan nasional.
Di pasar modal, menurut Banjaran, tren keuangan syariah cenderung stabil dan terus beranjak untuk bertumbuh. Hal itu karena para investor ritel menganggap investasi di saham syariah dan surat utang syariah lebih aman dan stabil di masa pandemi. Jika tren positif tersebut terus terjaga, kata Banjaran, maka potensi ekonomi syariah di Indonesia akan meningkat pesat setelah pandemi berakhir.
Baca juga: Wapres ajak generasi milenial gunakan perbankan syariah
“Investor ritel tumbuh luar biasa dan memberikan pertumbuhan yang signifikan. Juga jumlah kepemilikan reksadana syariah dan sukuk korporasi juga meningkat," kata Banjaran.
Ia menilai bank syariah di Indonesia mampu menciptakan layanan berbasis digital sehingga lebih memudahkan nasabah. Selain itu, produk bank syariah di Indonesia bisa masuk ke sektor-sektor mikro yang menarik minat masyarakat luas..
“Sektor IT akan jadi tumpuan, juga jasa kesehatan dan kegiatan sosial, tetapi kita harus lihat overheat dari dua jasa terakhir tadi, dimana akan ada batas atas dari dua jasa tadi. Uprise akan ada di sektor pertanian, perikanan, dan kehutanan. Sektor yang akan rebound lebih awal itu perdagangan besar dan eceran,” ujarnya.
Menurut Direktur Wholesale Transactional Banking BSI Kusman Yandi pasar modal syariah menyumbangkan aset sebesar Rp1.077,62 triliun dari total aset keuangan syariah di Indonesia yang mencapai Rp1.823,13 triliun hingga Januari 2021.
“Tentunya angka tersebut dapat dioptimalkan kembali seiring dengan naiknya jumlah investor milenial di Indonesia di era pandemi ini,” katanya.
Baca juga: OJK ungkap tantangan keuangan syariah, mulai dari SDM hingga inovasi
Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2021