Banda Aceh (ANTARA News) - Kalangan ulama Aceh mengimbau masyarakat muslim agar tidak menjadikan perhelatan sepak bola Piala Dunia yang digelar di Afrika Selatan sebagai momentum untuk "menghalalkan" perjudian, khususnya di provinsi itu.
"Kami perlu menyerukan supaya masyarakat tidak menjadikan Piala Dunia sebagai ajang taruhan atau perjudian," kata Sekjen Himpunan Ulama Dayah Aceh (HUDA) Tgk Faisal Ali di Banda Aceh, Jumat.
Menonton sepak bola memang tidak dilarang, tapi jika momen olah raga itu itu dimanfaatkan untuk taruhan atau perjudian, maka hukumnya adalah haram khususnya bagi umat muslim, katanya menambahkan.
Bukan tidak beralasan jika hampir setiap digelarnya even internasional sepak bola itu dimanfaatkan oknum masyarakat untuk berjudi melalui perkiraan klub yang akan memenangkan setiap pertandingan.
"Sepakbola adalah salah satu cabang olah raga yang cukup diminati masyarakat dunia, termasuk warga muslim di Aceh. Tidak pula mustahil jika ajang Piala Dunia itu dimanfaatkan oknum warga untuk berjudi," katanya.
Dalam hukum Islam, Faisal Ali yang juga Ketua DPW Nahdatul Ulama Provinsi Aceh itu menyebutkan, judi adalah haram dan para pemainnya akan menuai dosa besar sebagai akibat dari perbuatannya.
Bahkan, tambahnya, uang yang diperoleh dari hasil pertaruhan dan perjudian haram digunakan untuk kepentingan apa pun.
Di pihak lain, Faisal Ali juga mengimbau para warga yang menyediakan tempat "nonton bareng" agar menghormati lingkungan dengan tidak merusak ketenteraman dan kenyamanan orang lain untuk beristirahat pada jam-jam tengah malam.
"Itu penting diindahkan, sebab terkadang para penonton bareng itu bersuara keras dengan teriakan-teriakan yang jelas-jelas menganggu orang tidur di lokasi berdekatan dengan tempat nonton bareng tersebut," katanya menambahkan.
(T.A042//R014/S026)
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010