bahan tidak ada kesulitan, karena tanam sendiri
Kediri (ANTARA) - Penjualan obat herbal anti-COVID-19 yang dibuat oleh Wahyu, warga Kota Kediri, Jawa Timur, semakin laris yang terbukti dari permintaan yang semakin banyak.
Wahyu mengemukakan usahanya ini sudah digeluti sejak lama. Ia memang konsentrasi untuk budi daya tanaman herbal dan kini membuat berbagai obat herbal. Bahkan, saat pandemi COVID-19, permintaan jamu untuk meningkatkan daya tahan tubuh semakin naik.
"Kebetulan ada peneliti dari Unair (Universitas Airlangga) Surabaya. Ada dosen yang pesan dan minta diracikkan dan kami juga izin untuk menggunakan dan disetujui, jadi kami wartakan juga ke masyarakat," kata Wahyu ditemui di lokasi membuat obat herbal Kebun Tanaman Obat "Wahyu Alam" Kelurahan Banaran, Kecamatan Pesantren, Kota Kediri, Rabu.
Ia mengatakan, ramuan herbal yang digunakan untuk meningkatkan imun guna mencegah COVID-19 antara lain kayu manis, serai hitam, kunyit segar, jahe segar, temulawak segar, serta gingseng.
Seluruh bahan diblender menjadi satu. Campuran air untuk membantu memblender dari rebusan kayu manis. Setelah semua hancur, disaring lalu dimasak di atas kompor dengan api kecil. Saat dimasak, dicampur dengan gula pasir, sehingga nantinya menjadi kristal.
Ia mengatakan, dari hasil racikan itu, dosen peneliti juga memberikan masukan bahwa hasil racikan itu mampu meningkatkan imun tubuh.
Baca juga: Herbal untuk pasien COVID-19 gejala ringan dan yang perlu diperhatikan
Baca juga: Dedi Mulyadi kenalkan obat herbal penyembuh COVID-19
Sejak awal pandemi COVID-19 hingga sekarang, Wahyu mengatakan banyak warga yang memesan hasil racikan obat herbal tersebut. Bahkan, dari warga yang memesan ada yang mengatakan yang sebelumnya terkonfirmasi positif COVID-19, dalam waktu 2-3 hari sudah negatif COVID-19.
Wahyu menambahkan ramuan tersebut dianjurkan diseduh setiap hari dua kali. Satu sendok obat herbal itu dicampur dengan air hangat lalu diminum.
"Ini diminum setiap pagi dan sore hari. Kalau yang sakit tertentu tidak ada masalah, karena racikan ini juga menghangatkan tubuh, untuk COVID-19, batuk, menambah daya tahan tubuh, mengurangi kelelahan. Ini juga menangkal virus," ujar dia.
Ia mengungkapkan setiap hari membuat racikan obat herbal termasuk obat herbal untuk meningkatkan imun demi menangkis COVID-19.
Ia mengaku, dengan dibantu lima orang karyawan, setiap hari rata-rata membuat hingga 15 kilogram sehingga dalam satu bulan, kurang lebih hampir 1 kuintal obat herbal dibuat sesuai permintaan pembeli dari berbagai daerah di Indonesia.
"Pesanan dari mulut ke mulut. Orang datang ke sini (pesan) atau kami kirim ke luar kota. Juga dikirim ke luar provinsi," ujar dia.
Baca juga: Menjaga kesehatan dengan tumbuhan tradisional saat pandemi
Baca juga: Obat herbal China untuk COVID-19 belum bisa diadaptasi di Indonesia
Menurut dia, obat herbal itu mampu bertahan hingga empat bulan dan menggunakan bahan baku berkualitas dari ladang yang dipersiapkan secara khusus.
Pihaknya kerja sama dengan petani untuk budi daya tanaman herbal dengan luasan puluhan hektare di area Gunung Kelud (1.731 meter di atas permukaan laut) di Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri serta ladang di Kabupaten Blitar.
"Untuk bahan tidak ada kesulitan, karena tanam sendiri. Ginseng merah juga tanam sendiri, serai hitam juga. Ada dua kebun di tempat kami, di Gunung Kelud dan wisata toga bumi Blitar," kata dia.
Ia juga beberapa kali diundang dinas kesehatan terkait dengan tanaman herbal. Untuk itu, dirinya berharap masyarakat juga memanfaatkan obat herbal untuk berbagai macam sakit dan tidak selalu menggunakan obat kimia, karena kandungan yang dipastikan aman untuk tubuh.
Baca juga: BPOM: Jamu untuk tingkatkan imun tubuh bukan membunuh virus
Baca juga: Bisakah obat herbal jadi alternatif pengobatan COVID-19?
Baca juga: Pasien COVID-19 di NTT sembuh setelah konsumsi herbal
Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021