Branco percaya bahwa seks dan alkohol juga akan membantu skuad Dunga yang sedang bersiap menghadapi Piala Dunia Afrika Selatan.
"Apa salahnya? Putra saya Stefano 'dicetak' selama Piala Dunia 1994 ketika saya melewatkan waktu istirahat bersama istri saya di San Fransisco," kata Branco seperti yang dikutip Telegraph.
"Seks bagus bagi Anda, itu menghilangkan ketegangan. Kami belum memenangkan Piala Dunia selama 24 tahun jadi itu tidak ada salahnya bagi kami," Branco melanjutkan ceritanya.
"Seks di kamp latihan seharusnya dilarang jika dilakukan dengan istri teman setim. Apa yang Anda tidak boleh lakukan adalah bergadang sampai jam empat pagi atau tinggal di rumah pelacuran," jelas Branco.
"Ketika memenangkan Piala Dunia 1994 kami sangat profesional. Kami ke sana untuk menang. Minuman keras diperbolehkan dan kami minum tiga atau empat gelas untuk bersantai, apa yang salah dengan itu?" papar Branco kemudian.
"Jika itu sebuah masalah maka tidak akan ada sepak bola di Inggris dan Jerman tempat orang-orang minum bir atau di Italia, Prancis, dan Argentina yang masyarakatnya suka minum anggur. Itu adalah bagian dari budaya," tegas Branco.
"Dengan minuman keras di tahun 1994, saya 'mencetak' seorang putra, dan setiap orang mengatakan kami (tim Brazil 1994) sangat cocok baik secara fisik maupun secara taktik," pungkas Branco bangga.
(Ber/A024)
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2010