"Salah satu solusi yang kami kejar adalah rantai pasokan supaya warung tetap memiliki stok barang," kata CEO Warung Pintar Group Agung Bezharie Hadinegoro, saat jumpa pers virtual, Rabu.
Baca juga: Warung Pintar-BukuWarung percepat digitalisasi UMKM
Mitra yang bergabung dengan mereka merupakan warung yang menjual kebutuhan sehari-hari sehingga banyak orang yang mencari, terutama jika warung berada di area perumahan.
Warung Pintar melihat selama pandemi ini, sejumlah mitra yang berada di area ramai dan perkantoran harus tutup, mengikuti regulasi yang berlaku.
Presiden Warung Pintar Group Andrew Mawikere menyatakan mereka berupaya mempertahankan pasokan ke mitra yang tetap buka agar mereka tetap bisa mengakses stok barang ketika dibutuhkan.
Beberapa waktu lalu Warung Pintar sempat bekerja sama dengan penyedia aplikasi ojek online untuk mengantar barang sehingga konsumen tidak perlu datang ke warung.
Warung Pintar mengumumkan transformasi mereka menjadi Warung Pintar Group, mengintegrasikan pemain di ekosistem warung.
Transformasi ini bertujuan memperkuat peran dan akselerasi ekonomi setelah pandemi virus corona.
Temuan Warung Pintar Group, 93 persen mitra warung mengalami penurunan penjualan. Penurunan yang dialami hingga 28 persen.
Warung Pintar Group kini berupaya mendigitalisasi seluruh ekosistem warung, yaitu pemiliki warung pengusaha grosir, distributor hingga merk.
Kini mereka memiliki empat solusi digital yaitu Aplikasi Warung Pintar, Aplikasi Grosir Pintar, Warung Pintar Distribusi dan Bizzy Connect.
Saat ini Warung Pintar Group memiliki 500.000 mitra yang tersebar di 150 kota dan kabupaten.
Baca juga: 15.000 hand sanitizer dibagikan di pasar tradisional
Baca juga: Reckitt gandeng Warung Pintar jangkau 500.000 peritel
Baca juga: Warung pintar rangkul pedagang grosir sebagai pemasok
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2021