Jakarta (ANTARA) - Airbnb memblokir pengguna atau pesanan yang berisiko dari lebih dari 50.000 orang di Amerika Serikat karena berpotensi mengadakan pesta selama pandemi.
Laman The Verge mengutip laporan dari koran dan situs lokal, Airbnb setidaknya memblokir pesanan di 15 kota di AS.
Kepala komunikasi di Airbnb, Ben Breit, menyatakan ada 7.000 orang yang diblokir di Dallas, 6.000 di San Diego, 5.100 di Charlotte, 3.500 di St. Louis, 3.000 di Columbus dan 2.700 di New Orleans.
Airbnb diketahui juga memblokir pesanan di Phoenix (5.000 orang), Las Vegas (4.500), Seattle (4.500), Denver (2.600), Portland (2.600), Salt Lake City (1.800), Albuquerque (1.500), Austin (3.800) dan Cincinnati (2.000).
Jumlah blokir diperkirakan lebih tinggi karena satu pengguna bisa berkali-kali memesan sewa properti di platform tersebut.
Baca juga: Amsterdam larang AirBnB beroperasi di kota tua mulai 1 Juli
Airbnb sejak tahun lalu melarang mengadakan pesta di properti yang masuk daftar mereka, untuk mencegah rumah dijadikan alternatif bar atau kelab karena tidak boleh beroperasi saat pandemi virus corona.
Aturan ini merupakan perluasan dari kebijakan rumah pesta atau party houses yang berlaku pada 2019.
Sistem mereka akan memblokir jika usia pengguna di bawah 25 tahun tidak punya ulasan yang positif, ingin menyewa properti di lokasi sekitar tempat tinggalnya.
Pemesanan yang tidak berpotensi untuk pesta masih diizinkan, seperti di luar kota atau menyewa tempat yang kecil.
Sistem ini digunakan Airbnb di AS, Kanada, Spanyol, Prancis dan Inggris Raya.
Airbnb tidak berencana mengendurkan kebijakan ini meski pun sudah ada vaksin, mereka berencana menerapkan aturan ini sampai akhir musim panas 2021.
Baca juga: Pemesanan di Airbnb naik hingga 52 persen berkat vaksinasi COVID-19
Baca juga: Airbnb tidak mau menerima perusuh di Capitol
Baca juga: Rumah serial TV yang dibintangi Will Smith akan hadir di Airbnb
Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Maria Rosari Dwi Putri
Copyright © ANTARA 2021