Jember, Jawa Timur (ANTARA) - Puluhan tenaga kesehatan baik di puskesmas maupun rumah sakit di Kabupaten Jember, Jawa Timur, terpapar COVID-19 yang diduga kelelahan bekerja karena meningkatnya kasus positif di wilayah setempat.

Berdasarkan data ketersediaan tempat tidur COVID-19 pada Selasa tercatat rata-rata tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) di Jember mencapai 87,78 persen.

"Tenaga kesehatan di Rumah Sakit Paru yang terpapar COVID-19 sebanyak 27 orang sejak Januari hingga Juni, namun kami tetap berusaha maksimal untuk melayani pasien yang terkonfirmasi positif," kata Direktur RS Paru dr Sigit Kusumajati di Kabupaten Jember, Selasa.

Hingga awal Juli ini, lanjut dia, sebagian besar sudah sembuh dan tinggal 12 tenaga kesehatan yang masih dirawat dan menjalani isolasi mandiri di rumah masing-masing.

Baca juga: RS Paru Jember siagakan tenda darurat antisipasi lonjakan COVID-19

Baca juga: Kasus meningkat, jam malam diberlakukan di Kabupaten Jember-Jatim

"Kondisi tenaga kesehatan kami yang terkonfirmasi positif berangsur-angsur membaik dan mudah-mudahan hasil usapnya (swab) negatif, sehingga bisa kembali melayani pasien di RS Paru Jember," tuturnya.

Ia menjelaskan ada empat ruangan isolasi khusus dengan jumlah 49 tempat tidur di RS Paru Jember yang digunakan untuk menangani pasien COVID-19 dan masing-masing ruang isolasi tersebut dijaga oleh 16-23 tenaga kesehatan setiap harinya.

"Sebenarnya RS Paru Jember kekurangan tenaga kesehatan dan kami tidak mungkin membuka ruangan lagi untuk pasien COVID-19 dengan jumlah tenaga kesehatan yang sangat terbatas karena berisiko tinggi tenaga kesehatan akan sangat kelelahan," katanya.

Sementara itu, di RSD dr Soebandi Jember tercatat jumlah tenaga kesehatan yang terkonfirmasi positif COVID-19 sebanyak 34 orang baik yang dirawat maupun isolasi mandiri di rumah.

"Tenaga kesehatan yang dirawat sampai Juli 2021 sebanyak empat orang dan yang isolasi mandiri sebanyak 29 orang," kata Plt. Wakil Direktur SDM dan Pendidikan RSD dr Soebandi Jember drg Arief Setiyoargo.

Ia menjelaskan tenaga kesehatan di rumah sakit milik Pemkab Jember yang terpapar COVID-19 secara kumulatif sejak Maret 2020 hingga Juni 2021 sebanyak 219 orang.

"Kami mengimbau kepada masyarakat untuk disiplin mematuhi protokol kesehatan dengan menggunakan masker yang benar, mencuci tangan setelah kontak dengan benda di sekitar, jaga jarak, dan menjauhi kerumunan agar tidak terpapar COVID-19," tuturnya.

Arif juga mengimbau masyarakat untuk mematuhi kebijakan pemerintah dalam pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat untuk menekan penyebaran virus Corona.

Sementara berdasarkan data Dinas Kesehatan sejak Maret 2020 hingga pertengahan Juni 2021 tercatat jumlah tenaga kesehatan yang terpapar COVID-19 sebanyak 548 tenaga kesehatan dan dua dokter di antaranya meninggal dunia yakni dokter umum dan spesialis obgyn.

Tenaga kesehatan menjadi garda terdepan dalam menangani pasien COVID-19 yang trennya semakin meningkat, namun informasi yang dihimpun di lapangan insentif tenaga kesehatan selama beberapa bulan belum dicairkan oleh pemerintah.

Selain itu, pemerintah juga belum membayar tepat waktu klaim tunggakan rumah sakit yang merawat pasien COVID-19, sehingga berdampak terganggunya arus kas (cashflow) rumah sakit di saat jumlah pasien yang terkonfirmasi positif yang menjalani perawatan meningkat.

Stok alat pelindung diri (APD) tenaga kesehatan di sejumlah rumah sakit seperti di RS Paru Jember juga mulai menipis seiring dengan jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit setempat juga meningkat.*

Baca juga: Sejumlah rumah sakit di Jember tambah ruang isolasi pasien COVID-19

Baca juga: Jember lakukan pemeriksaan antigen pada warga 10 desa/kelurahan

Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021