Jakarta (ANTARA) - Penyelenggara Olimpiade Tokyo 2020 mengimbau kepada seluruh masyarakat agar tidak berbaris di sepanjang rute maraton Olimpiade karena khawatir akan menciptakan kerumunan dan memperluas penyebaran virus corona.
Dalam waktu kurang dari tiga minggu sebelum pelaksanaan Olimpiade Tokyo, yang ditunda satu tahun karena pandemi COVID-19, kekhawatiran masyarakat terus meningkat seiring dengan pertambahan kasus yang signifikan di Jepang.
"Melihat situasi COVID-19 saat ini, kita harus mengurangi risiko penyebaran infeksi dengan membatasi pergerakan anggota masyarakat," kata penyelenggara dalam sebuah pernyataan terkait ajang maraton dan jalan cepat, seperti dikutip AFP, Selasa.
"Oleh karena itu, telah diputuskan bahwa kami akan meminta masyarakat untuk menahan diri dengan tidak berbaris dan menonton di sepanjang rute maraton,” tambahnya.
Baca juga: China diperkirakan kembali cetak rekor pengiriman atlet ke Olimpiade
Baca juga: Roger Federer masuk dalam tim Swiss ke Olimpiade Tokyo
Gelaran maraton tersebut sempat menuai kontroversi pada awal masa persiapan Olimpiade karena lokasinya dipindahkan dari Tokyo ke Sapporo Utara untuk menghindari panasnya sengatan matahari di wilayah ibu kota.
Pihak penyelenggara telah melakukan pertemuan dengan polisi dan pejabat pemerintah daerah setempat untuk membahas aturan-aturan yang akan diterapkan saat berlangsungnya lomba maraton dan jalan cepat bagi putra maupun putri itu pada 7 dan 8 Agustus 2021.
Dalam pernyataan tersebut, panitia juga berjanji untuk terus bekerja sama dengan para pejabat lokal guna memastikan Olimpiade Tokyo 2020 berjalan dengan aman serta terjamin bagi seluruh peserta dan juga warga Sapporo dan Hokkaido.
Baca juga: Kirab obor Olimpiade tidak memungkinkan digelar di jalanan Tokyo
Baca juga: Osaka bersedia lakukan jumpa pers di Olimpiade Tokyo
Pemerintah Jepang pekan ini diperkirakan akan memperpanjang pemberlakuan aturan pembatasan dengan membatasi penonton di setiap pertandingan olahraga sebanyak 5.000 orang dan membatasi jam operasional bar serta restoran yang ada di beberapa wilayah.
Wabah COVID-19 di Jepang tidak separah beberapa negara lainnya, dengan angka kematian sekitar 14.800 jiwa. Namun para ahli memperkirakan gelombang baru bisa saja muncul ketika Olimpiade dimulai.
Baca juga: Jepang tunda hasil undian tiket Olimpiade hingga 10 Juli
Baca juga: 40 persen pertandingan Olimpiade rencana digelar tanpa penonton
Pewarta: Rr. Cornea Khairany
Editor: Aditya Eko Sigit Wicaksono
Copyright © ANTARA 2021