Brasilia (ANTARA News) - Tidak ada pemain lain dalam 20 tahun terakhir yang menikmati karier sepak bola profesional yang berkaitan dengan Piala Dunia selain Ronaldo Luis Nazario de Lima.
Orang mengenang terobosannya di Piala Dunia 1994, catatan buruk penampilannya di Piala Dunia 2006 karena putus asa dengan rekor buruk di Piala Dunia 1998 hingga masa permainan bagusnya di Piala Dunia 2002. Penyerang Brasil ini mengalami semua spektrum emosi selama masa keikutsertaannya di ajang pesta sepakbola sedunia tersebut.
Disebut-sebut sebagai calon pencetak gol yang menjanjikan bersama dengan rekan senegaranya Cruzeiro, Ronaldo yang baru berusia 17 tahun dipanggil untuk masuk tim nasional Brasil sebagai anggota non-pemain di Piala Dunia 1994.
Kala itu ia bersorak dari pinggir lapangan saat timnya memenangkan Piala Dunia berkat gol Romario dan Bebeto. Brasil meraih Piala Dunia setelah 24 tahun menunggu. Setelah turnamen berakhir, Ronaldo memilih berkarir di klub Belanda PSV Eindhoven.
Di Eindhoven, kemampuannya mencetak gol yang fenomenal terlihat. Ronaldo berhasil menyarangkan 54 gol selama 57 kali pertandingan. Rekor ini pulalah yang membuat Barcelona tertarik memakainya sebagai penyerang. Lagi-lagi Ronaldo mencetak rekor dengan 47 gol dalam 49 pertandingannya bersama klub Catalan itu dan membawa Barcelona juara liga.
Rekornya membuat Ronaldo terpilih sebagai Pemain Terbaik Dunia FIFA tahun 1996. Setahun kemudian ia memutuskan menerima pinangan Inter Milan yang membawanya ke San Siro dengan rekor transfer fantastis.
Tahun 1997, Ronaldo mendapat penghargaan Pemain Terbaik Dunia lagi sebelum tiba di Piala Dunia 1998 di Perancis sebagai penyerang dengan kemampuan paling lengkap di planet ini.
Bermain dengan sepatu warna perak dan keterampilan mengolah bola menakutkan, Ronaldo mencetak empat gol bagi Brasil saat mengalahkan Chili dan Denmark serta melewati Belanda di semifinal untuk bertemu dengan sang tuan rumah Prancis di partai final.
Saat itu panggung seperti sudah disiapkan untuk Ronaldo, pemain unggulan dari generasinya. Dia siap membubuhkan namanya ke dalam sejarah Piala Dunia. Tetapi pada malam pertandingan dia mengalami masalah kesehatan misterius sehingga tidak diturunkan pelatih ke lapangan.
Tiga puluh menit sebelum pertandingan dimulai, namanya muncul di daftar pemain dan dia sempat turun ke lapangan tapi terlihat jelas dia kehilangan warna permainannya. Prancis akhirnya mengalahkan Brasil dan merebut Piala Dunia dengan skor telak 3-0.
"Ronaldo takut dengan apa yang ada di depan. Dia merasa tertekan dan tidak bisa berhenti menangis," kata teman sekamar Ronaldo, Roberto Carlos, mengenai krisis pra-pertandingan yang dialami rekannya itu.
Penghargaan "Golden Ball" sedikit menghibur hati sang fenomena yang waktu itu berusia 21 tahun.
Dia akhirnya kembali ke Inter Milan namun tidak mencetak prestasi menggembirakan selama bermain di San Siro. Setahun di Inter Milan, Ronaldo mengalamai cedera tendon lutut serius yang membuatnya harus absen dari pertandingan selama dua tahun.
Banyak orang memperkirakan karir Ronaldo akan tamat ketika dia sedang berjuang untuk mengatasi kemunduran serius pertama dalam kehidupan sepakbola profesionalnya saat itu. Tapi di Piala Dunia 2002 ia muncul kembali dengan semangat untuk mengusir trauma "hantu dari Paris". Tahun itu Brasil tampil cemerlang dengan pemain bintangnya seperti Rivaldo dan Ronaldinho.
Ronaldo sendiri muncul kembali sebagai yang terbaik dengan mencetak delapan gol bagi timnya, termasuk dua gol kemenangan atas Jerman di final di Yokohoma, Jepang. Brasil mengalahkan Jerman dengan skor 2-0 dan merebut Piala Dunia 2002.
"Kami melewatkan sukacita yang seharusnya dirasakan saat Piala Dunia Perancis 1998. Tapi kami berhasil melalui masa suram itu dan tahun ini adalah masa kegembiraan bagi setiap orang Brasil, "kata Ronaldo.
Berkat penampilannya di Piala Dunia 2002, Ronaldo mendapat penghargaan Pemain Terbaik untuk ketiga kalinya dari FIFA diikuti dengan bergabungnya sang fenomena ke Real Madrid dengan rekor transfer.
Tapi lagi-lagi setelah keberhasilannya Ronaldo mengalami cedera dan dikabarkan frustasi karena masalah ini.
Menjelang Piala Dunia 2006 dia terlihat mengalami kelebihan berat badan. Meski Brasil akhirnya tersingkir di perempat final, setidaknya ia mencetak tiga gol dan menjadi pencetak gol terbanyak dalam sejarah final Piala Dunia dengan 15 gol.
Ronaldo bergabung dengan AC Milan tahun 2007 tetapi mengalami cedera lutut serius bulan Februari 2008. Cedera akhirnya menjadi akhir pengembaraan Ronaldo di liga Eropa dan dia akhirnya kembali ke Brasil dengan bermain di Corinthians. (A051)
(A051/T009)
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2010