Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore ditutup menguat seiring masih masuknya arus modal asing di Surat Berharga Negara (SBN).
Rupiah ditutup menguat 7 poin atau 0,04 persen ke posisi Rp14.470 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.477 per dolar AS.
"Hari ini memang rupiah melanjutkan penguatan, namun memang ketidakpastian masih tinggi. Penguatan lebih disebabkan oleh kondisi likuiditas global yang masih tinggi dan masih adanya arus modal asing masuk di SBN," kata analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya di Jakarta, Selasa.
Selain itu, lanjut Rully, dengan liburnya Amerika Serikat yang memperingati hari kemerdekaan pada 4 Juli, indeks dolar AS masih tetap cukup stabil di kisaran 92.
"Market menunggu publikasi minutes of FOMC meeting yang akan dipublikasikan minggu ini," ujar Rully.
Sementara itu, dari domestik, pasar berkonsolidasi merespon eskalasi kasus harian COVID-19 yang terus mencetak rekor baru.
"Hal ini sudah tercermin dari pergerakan minggu lalu kalau saya rasa, dan pekan ini pasar sedikit konsolidasi melihat perkembangan dari sisi globalnya," kata Rully.
Pada Senin (5/7) kemarin, jumlah kasus baru COVID-19 mencapai 29.745 kasus, sehingga total kasus terkonfirmasi positif COVID-19 menjadi 2.313.829 kasus.
Rupiah pada pagi hari dibuka melemah ke posisi Rp14.475 per dolar AS. Sepanjang hari rupiah bergerak di kisaran Rp14.463 per dolar AS hingga Rp14.480 per dolar AS.
Sementara itu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa menguat ke posisi Rp14.468 dibandingkan posisi pada hari sebelumnya Rp14.482 per dolar AS.
Baca juga: IHSG ditutup melambung, ditopang bursa global dan harga komoditas
Baca juga: Saham Hong Kong tergelincir, tertekan merosotnya perawatan kesehatan
Baca juga: Saham China merosot, terseret sektor perawatan kesehatan dan teknologi
Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021