Honduras baru dua kali tampil di putaran final Piala Dunia. Sebelum tampil di Afrika Selatan 2010, Honduras tampil di Spanyol pada Piala Dunia 1982.
Saat itu di bawah asuhan Jose de la Paz, Honduras mengejutkan dunia dengan menahan seri Spanyol 1-1 dan juga Irlandia Utara, sebelum kemudian tersingkir dari turnamen karena kandas 1-0 di tangan Yugoslavia.
Skuad asuhan Reinaldo Rueda ini memulai babak penyisihan dengan buruk. Honduras menyerah 2-0 dari Kosta Rika, lalu menahan imbang Trinidad dan Tobago 1-1. Tiba-tiba kemenangan 3-1 atas Meksiko membawa Honduras ke jalur perburuan tiket ke Afrika Selatan.
Namun, Honduras kembali menelan kekalahan, kali ini Amerika Serikat yang mempecundanginya dengan skor 2-1.
Honduras lalu bangkit dan menang terhadap El Salvador, Kosta Rika, dan Trinidad-Tobago.
Sayang, Meksiko berhasil membalas kekalahan mereka dengan memukul Honduras 1-0.
Kekalahan itu menipiskan peluang Honduras ke Afrika Selatan. Nasib Honduras ditentukan oleh pertandingan terakhir melawan El Salvador dan hasil pertandingan AS versus Kosta Rika.
Pasukan Rueda berhasil mengemban tugasnya dengan baik setelah menang 1-0 atas El Salvador. Mereka pun meraih tiket Piala Dunia 2010.
Honduras mengandalkan Carlos Pavon untuk menjebol gawang lawan. Penyerang berusia 36 tahun ini aktif bergerak mencari bola. Berkat penampilannyalah Honduras berhasil memukul El Salvador dan mengamankan tiket ke Afrika Selatan.
Pavon juga pencetak gol paling produktif di babak penyisihan, membukukan tujuh gol dari sembilan penampilannya di penyisihan Piala Dunia.
Dibantu pemain-pemain berbakat seperti David Suazo, Wilson Palacios, Julio Leon, dan Amado Guevara, Pavon akan melakukan apapun untuk mempersembahkan kemenangan bagi tanah airnya di pentas internasional.
Akan halnya Suazo, dia memiliki kecepatan dan kekuatan fisik. Palacios seorang gelandang bertenaga yang berani melakukan tekel. Guevara pernah meraih penghargaan Most Valuable Player (MVP) tahun 2004 saat merumput di Major League Soccer (Liga Amerika Serikat) bersama Toronto FC. Saat ini dia bermain di liga domestik bersama Motagua.
Rueda melatih Honduras sejak 2007. Profesionalismenya membuat nyaman masyarakat sepakbola Honduras yang memberinya kepercayaan untuk melatih negerinya. Rueda membayar kepercayaan itu dengan mengantarkan Honduras ke Afrika Selatan. Honduras telah mempertontonkan sepakbola menyerang yang mengesankan dan pertahanan yang solid.
"Tidak seorangpun yang mempercayainya. Permainan kami berakhir dan kami semua sedih, kemudian kami melihat deretan pendukung dan kami menyadari bahwa AS menyamakan kedudukan dengan Kosta Rika. Kami sangat bahagia pergi ke Afrika Selatan dan kami tidak akan mengecewakan orang-orang yang mempercayai kami," kata Carlos Pavon setelah timnya berhasil merebut tiket ke Afrika Selatan.
Sebelum dikalahkan Amerika Serikat 2-3 di kandang sendiri di San Pedro Sula, Honduras mencatat delapan kemenangan tak terkalahkan di kandang. (*)
(neny/A038/AR09)
Editor: Imansyah
Copyright © ANTARA 2010