Jakarta (ANTARA News) - Selain sebagai tim Asia yang paling sering tampil di Piala Dunia, Korea Selatan juga adalah satu-satunya tim Asia yang pernah meraih pencapaian paling tinggi di even tersebut.
Para Ksatria Taeguk berharap bisa membawa dominasi mereka dari Asia ke panggung dunia di Piala Dunia Afrika Selatan 2010.
Korea Selatan mungkin berhasil lolos ke putaran final Piala Dunia tujuh kali beturut-turut, tetapi kali ini jalan sedikit berliku.
Walaupun bermain kurang mengesankan di putaran ketiga kualifikasi, Korea Selatan berhasil menduduki puncak grup setelah dua kali seri tanpa gol dengan Korea Utara.
Dibabak final kualifikasi Asia, Korea Utara sekali lagi menjadi kutukan bagi Korea Selatan setelah bermain imbang 1-1 di Shanghai.
Akan tetapi mereka kembali bangkit untuk menang melawan Uni Emirat Arab (UEA) dan Arab Saudi, sebelum menahan imbang Iran di Tehran 1-1.
Setelah akhirnya menang 1-0 atas Korea Utara, para Ksatria Taeguk akhirnya memastikan satu tiket ke Afrika Selatan setelah melindas UEA 2-0.
Pemain Bintang
Park Ji Sung menjadi pemain kunci bagi timnya di dua Piala Dunia yang diikuti Korea Selatan dan menjadikan dirinya kapten.
Pemain sayap serba bisa dari Manchester United itu adalah anggota tim yang paling penting dari Ksatria Taeguk karena kemampuannya menciptakan ruang dan kesempatan bagi rekannya di tim.
Sebagai pemain depan, Park Chu-Young dikenal luas sebagai salah satu pencetak gol bagi Korea Selatan. Setelah penampilan yang buruk melawan Swiss di Jerman 2006, pemain Monaco itu memberanikan dirinya untuk menyajikan penampilan yang lebih mumpuni di penampilan keduanya menginjak usia 24 tahun.
Pelatih
Penunjukan HUh Jung Moo pada 2007 menggantikan dua pelatih karismatik asal Belanda, Guss Hiddink dan Dick Advocaat. Walaupun sempat tersendat-sendat pada kualifikasi zona Asia, mantan gelandang Korea Selatan itu membungkam para pengritiknya dengan memastikan tiket ke putaran final walaupun masih ada dua pertandingan tersisa.
Mencetak gol saat melawan Italia di Piala Dunia Meksiko 1986, menjadi pelatih fisik di Piala Dunia Italia 1990, dan asisten pelatih di Piala Dunia Amerika Serikat 1994, ia sama sekali tidak canggung berada di panggung dunia.
Huh pernah dua kali menjadi pelatih sementara tim nasional Korea Selatan dan memimpin tim nasional U-23 di Olimpiade Sidney 2000.
Piala Dunia Sebelumnya:
Walaupun Korea menjadi tim pertama yang mewakili ASIA di Piala Dunia 1954, perlu lebih dari tiga dekade bagi mereka untuk bisa tampil kembali di Meksiko 1986.
Dan walaupun sejak itu Korea Selatan menjadi 'penghuni tetap' Piala Dunia, meraih juara kelihatannya hanya mimpi sampai tahun 2002.
Pada saat menjadi tuan rumah bersama Jepang di 2002, mereka memenangi laga pertamanya atas Polandia 2-0 lalu mendepak Portugal lebih awal dengan skor tipis 1-0.
Di babak berikutnya mereka mengakhiri perlawanan Italia dan Spanyol walau di semifinal perjalanan mereka dihentikan Jerman dengan hasil akhir 1-0.
Akan tetapi di Piala Dunia 2006 di Jerman mereka harus terdepak cepat di babak penyisihan grup, sebuah hasil yang mengecewakan.
Catatan
- Korea Selatan adalah tim Asia yang paling sering bermain di putaran final Piala Dunia dan di Afrika Selatan adalah penampilan mereka yang kedelapan.
- Hasil terbaik para Ksatria Taeguk itu di Piala Dunia Korea-Jepang tahun 2002, ketika mereka menyapu bersih kekuatan-kekuatan utama Eropa seperti Portugal, Italia, dan Spanyol.
"Ini akan menjadi bab terakhir dari kehidupan sepakbola saya. Saya akan mengerahkan semua energinya untuk mencapai hasil terbaik di Piala Dunia," tegas pelatih Korea Selatan Huh Jung-Moo.
(Ber/S026)
Copyright © ANTARA 2010