Semangat optimisme terasa di Afrika Selatan karena Bangsa Pelangi itusedang mencatat sesuatu yang tidak diragukan lagi yakni bab terpentingdalam sejarah singkat sepak bola negara itu. Sebuah tugas raksasamenanti di depan mata.

Tahun-tahun terakhir memang telah membawabanyak kekecewaan, tetapi 'Bafana Bafana' juga telah menunjukan, meskisedikit, bahwa mereka bisa menjadi ancaman serius.

Tidak ada motivasi yang lebih besar dari pada membela negara sekaligus menjadi tuan rumah Piala Dunia.

Pada1996, empat tahun setelah mereka mendaftar kembali ke sepak bolainternasional, Afrika Selatan berhasil merengkuh Piala KonfederasiSepak Bola Afrika (CAF) atau Piala Afrika, setelah mengalahkan Tunisiadi partai final di Johanesburg.

Bukan tidak mungkin, ketika 16tahun kemudian Afrika Selatan akan kembali ke tempat mereka mencapaikeberhasilan pertama, tetapi dengan tujuan untuk menulis ulang sejarahyang lebih besar.

Keperkasaan mereka pada Piala KonfederasiJuni 2009, ketika hanya kalah tipis dari Brazil di semifinal danSpanyol dalam perebutan tempat ketiga, akan menjadi momok bagi parapenantang mereka bahwa tim ini, saat mengeluarkan semua kemampuannya,sama sekali tidak bisa dipandang sebelah mata.

Turnamen itutelah mempertontonkan beberapa penampilan luar biasa yang dirangkaioleh sang tuan rumah dan pada dasarnya hanya ketidakmampuan merekamengubah kecerdikan menjadi gol yang menyebabkan mereka gagal.

Pemain Bintang
Sangmaestro lapangan tengah Steven Pienaar adalah kunci Afrika Selatan.Dengan ketidakhadiran Benni McCarthy, yang tidak bisa tampil, Pienaarmemberikan banyak inovasi dan imajinasi yang dibutuhkan.

Sejak kedatangannya ke Everton, Pienaar telah menemukan dirinya kembali dan mematangkan kemampuannya sebagai pemain serba bisa.

Tidakseorang pun di Afrika Selatan yang meragukan kepercayaan dirinya dilapangan dan kemampuanya menyuntikkan inspirasi ke dalam permainan tim.

Penampilannya selama Piala Konfederasi juga menjamin ia akan menjadi kunci bagi keberhasilan Afrika Selatan di Piala Dunia 2010.

Yangjuga sama pentingnya bagi Bafana Bafana adalah bek sayap Siboniso Gaxadan Tsepho Masilela yang bermain tanpa kenal lelah dan efektif.

Pelatih
Iniadalah kesempatan kedua bagi Carlos Alberto Parreira, pelatih AfrikaSelatan, walaupun ia diterima dengan perasaan campur aduk di negaraNelson Mandela itu. Banyak pendukungnya bersikeras pria Brazil itu akanmembawa mereka ke "tanah terjanji" pada 2010.

Parreira jelasmewarisi darah Piala Dunia, setelah membawa negaranya merebut trofiPiala Dunia di Amerika Serikat 1994. Kaya akan pengalaman, ia bisamenyegarkan kembali Afrika Selatan untuk berjuang setelah mengalamibeberapa masalah dalam pertandingan sebelum turnamen ini.

Bagaimanapun juga Parreira berharap untuk menghindari kesukaran yang pernah iahadapi ketika menangani tugas pertamanya sebagai kepala pelatih, ketikaakhirya gagal mengantar Afrika Selatan melalui fase grup di PialaAfrika 2008 silam.

Piala Dunia Sebelumnya
Afrika Selatangagal dalam fase grup di dua penampilannya di Piala Dunia. Itu adalahkenangan buruk untuk diingat. Penampilan pertama mereka adalah diPiala Dunia Perancis 1998.

Setelah dibantai 3-0 oleh Perancisdi pertandingan pembuka, mereka hanya bisa seri dengan Denmark dan ArabSaudi pada dua laga berikutnya.

Di Piala Dunia Korea-Jepang2002, Afrika Selatan berharap bisa melangkah ke tingkat yang lebihtinggi. Akan tetapi, mereka kembali gagal di fase grup walaupunberhasil meraih kemenangan melawan Slovenia 1-0. Itu adalah kemenangansatu-satunya yang pernah mereka raih di Piala Dunia.

Catatan

  • Ini adalah keikutsertaan ketiga Afrika Selatan di Piala Dunia. BafanaBafana juga tampil di Piala Dunia Perancis 1998 dan Korea-Jepang 2002.
  • Benni McCarthy mencetak gol pertama Afrika Selatan di Piala Dunia ketika meraih seri 1-1 melawan Denmark.
  • Kapten Afrika Selatan Aaron Mokoena menjadi pemain yang paling banyak tampil membela negaranya.
  • Afrika Selatan menjadi tuan rumah dan menjuarai Piala Afrika tahun1996, penampilan pertama mereka di ajang tersebut, setelah mengalahkanTunisia 2-0 di Stadion Soccer City, Johannesburg. (*)
(berty/S026/AR09)

Copyright © ANTARA 2010