Ketika Brazil dikalahkan Uruguay di Final Piala Dunia 1950, seorang bocah di pelosok Três Corações, Brazil bernazar di atas air mata ayahnya yang galau, "Jangan cemas, suatu hari aku akan memenangkannya."
Adalah Edison Arantes do Nascimento nama bocah ingusan itu yang kemudian kerap disapa Pele dan setelah Piala Dunia 1958 di Swedia dinobatkan sebagai 'Raja' sepak bola.
Bersama tim nasional Brazil, Pele merebut Piala Dunia pertamanya pada usia 17 tahun di Piala Dunia Swedia 1958, juga yang pertama bagi Brazil.
Ia juga adalah pemain termuda di partai Final dan pencetak gol termuda di Piala Dunia ketika mencetak gol melawan Wales pada usia 17 tahun 239 hari.
Gol semata wayang yang dilesakannya di gawang Wales pada perempat final itu yang kemudian menempatkan Pele di pusat sorotan pencinta sepak bola dunia.
Di semifinal ia menjadi salah satu algojo yang menghukum Prancis dengan mencetak hatrick. Brazil unggul 5-2 dan bersiap menghadapi tuan rumah Swedia di Final.
Swedia adalah tim 'Pembunuh Raksasa'. Mengalahkan finalis 1954, Hongaria di penyisihan grup, Uni Soviet di perempat final, dan juara bertahan Jerman Barat di semifinal, Swedia terbukti penantang yang tangguh.
Piala Dunia itu adalah yang pertama yang disiarkan oleh televisi (tv), dan khusus di Swedia ditayangkan secara langsung. Karenanya kekalahan Swedia 2-5 dari Brazil di Final akhirnya menjadi sebuah ironi.
Pele, layaknya dalam serial tv, adalah bintang utama ketika ia mencetak dua gol untuk timnya dan mengukuhkan Brazil sebagai tim yang tak terkalahkan dalam turnamen itu.
Tidak heran ketika kemudian Sunday Times, sebuah surat khabar di Inggris, mengeja namanya dengan 'G-O-D'. (*)
Copyright © ANTARA 2010