Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kesehatan mengintensifkan pelacakan kasus COVID-19 pada sejumlah daerah dengan presentase jumlah kasus positif di atas 25 persen sebagai upaya mengendalikan laju penularan.
"Sejak varian Delta ini masuk, ini cepat sekali menularnya. Sehingga testingnya kita di berapa provinsi ditingkatkan, termasuk DKI Jakarta, kita bisa lihat dari positivity rate jauh naik," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR RI secara virtual yang dipantau dari Jakarta, Senin.
Budi mengatakan selama Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat, pemerintah turut melakukan pelacakan kasus secara agresif dari sekitar 100 per hari, sekarang menjadi 400 ribuan per hari.
Kementerian Kesehatan juga memantau laporan dari kabupaten/kota terkait presentase jumlah kasus positif sebagai gambaran dari laju penularan SARS-CoV-2 penyebab COVID-19.
Baca juga: Positivity rate COVID-19 Kepri capai 38,4 persen
Baca juga: Tingkat penularan COVID-19 di Surabaya naik jadi 9 persen
"Kalau positivity ratenya di atas 25 persen, maka targetnya (pelacakan kasus) bukan 1 per 1.000 kasus per pekan, tapi 15 per 1.000 kasus per pekan, demikian juga yang selanjutnya," katanya.
Metode pelacakan secara agresif, kata Budi, dipelajari pemerintah dari situasi India mengenai kemampuan testing COVID-19.
Budi mengatakan lonjakan kasus yang saat ini terjadi di sejumlah daerah, karena mobilitas masyarakat yang tidak terkontrol. "Jadi kenaikan ini terjadi karena pergerakan masyarakat sulit diminta agar disiplin," ujarnya.
Kenyataan itu juga disaksikan Budi dari situasi lalu lintas di berbagai jalan di Jakarta. "Meski sudah diimplementasikan PPKM Darurat, tapi masih juga macet, sampai beberapa teman-teman kita terlambat untuk hadir," ujarnya.*
Baca juga: Kasus positif COVID-19 Sumsel naik 47,35 persen usai lebaran
Baca juga: Positivity Rate (PR) COVID-19 Sumbar 16 persen terburuk sejak pandemi
Pewarta: Andi Firdaus
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021