Petugas pengambil donor plasma darah penyintas harus tetap memperhatikan kualitas dan keamanan yang bisa dipertanggungjawabkan
Jakarta (ANTARA) - Ketua DPD RI AA LaNyalla Mahmud Mattalitti mengimbau masyarakat yang telah sembuh dari COVID-19 untuk berdonor plasma darah konvalesen disamping banyaknya masyarakat yang terkonfirmasi positif dan mengalami gejala klinis berat.
“Pemberian plasma darah penyintas bisa membantu penyembuhan pasien COVID-19, terutama mereka yang kondisinya kritis. Untuk itu saya mengimbau kepada masyarakat yang telah dinyatakan sembuh agar mendonorkan plasma darahnya untuk membantu saudara-saudara kita yang saat ini sedang berjuang melawan virus corona,” ujar LaNyalla dalam keterangannya di Jakarta, Minggu.
Donor plasma konvalesen merupakan salah satu metode untuk mempercepat kesembuhan adalah dengan metode imunisasi pasif menggunakan plasma darah konvalesen penyintas yang diberikan kepada pasien yang sedang dalam masa pemulihan setelah terinfeksi.
Baca juga: Sejumlah anggota Polresta Banyumas siap donor plasma konvalesen
Namun LaNyalla mengingatkan, penyintas yang bisa mendonorkan plasma konvalesen merupakan pasien yang telah dinyatakan sembuh dari COVID-19 minimal 14 hari. Selain itu, calon pendonor juga harus memperhatikan syarat-syarat lainnya.
“Penyintas yang bisa mendonorkan plasma darahnya adalah mereka yang berada di rentang usia 18-60 tahun, berat badan minimal 55 kg, kemudian diutamakan pria. Kalaupun wanita, syaratnya belum pernah hamil,” kata LaNyalla.
Selain itu, pendonor juga harus bebas keluhan medis paling sedikit dalam jangka waktu 14 hari, dan tidak pernah menerima transfusi darah selama enam bulan.
Baca juga: Pengusaha Peduli NKRI gelar donor plasma konvalesen
LaNyalla pun mengingatkan pendonor harus melakukan beberapa skrining seperti skrining antibodi dan infeksi menular lewat transfusi darah sebelum memberikan plasma konvalesen.
“Petugas pengambil donor plasma darah penyintas harus tetap memperhatikan kualitas dan keamanan yang bisa dipertanggungjawabkan,” kata dia.
Informasi mengenai donor konvalesen bisa dilihat dalam portal www.plasmakonvalesen.covid19.go.id. Calon pendonor juga bisa mencari informasi melalui Unit Donor Darah Palang Merah Indonesia (UDD PMI) atau cabang PMI terdekat.
Baca juga: JK: Plasma konvalesen 90 persen efektif sembuhkan pasien COVID-19
Informasi juga bisa didapat dari layanan call center 117 ext 5 yang bekerja sama dengan Satgas Penanganan COVID-19 Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) dan PMI.
“Beberapa waktu terakhir kita banyak mendapat informasi mengenai keluarga pasien yang meminta bantuan donor plasma konvalesen karena stok kosong di PMI. Keadaan ini seharusnya menggugah rasa empati teman-teman penyintas untuk membantu sesamanya,” kata LaNyalla.
Ditambahkannya, gerakan donor plasma konvalesen merupakan salah satu bentuk perlawanan terhadap pandemi COVID-19. LaNyalla juga meminta kepada pihak yang telah mendonorkan plasma darahnya mengajak penyintas COVID-19 lainnya untuk bersedia membantu.
“Kita harus bahu membahu untuk melawan virus ini. Berbagai cara harus kita lakukan termasuk terapi plasma darah konvalesen. Jadi para penyintas COVID-19 jangan takut untuk menjadi pendonor karena semakin banyak pendonor maka semakin banyak pasien kritis yang terselamatkan,” imbau dia.
LaNyalla juga meminta masyarakat menghentikan perdebatan terkait COVID-19, dan membantu pemerintah dengan mematuhi aturan PPKM darurat. Lonjakan kasus yang drastis menyebabkan rumah sakit dan tempat karantina penuh, sampai membuat tenaga kesehatan kewalahan hingga tak sedikit yang bertumbangan.
“Saya meminta dengan sangat, jangan ada yang menimbun obat atau pasokan oksigen demi mencari keuntungan. Kita semua sedang berjuang, jangan mempersulit keadaan yang sedang sulit. Bahkan karena rumah sakit penuh, banyak pasien dengan kondisi parah hanya bisa isolasi mandiri di rumah, dan tercatat sebanyak 265 orang di antaranya meninggal dunia karena tidak mendapatkan perawatan memadai. Kenyataan ini sangat memprihatinkan,” kata LaNyalla.
Mantan Ketua Umum PSSI itu juga kembali berpesan supaya masyarakat menunda kegiatan yang tidak terlalu penting.
LaNyalla meminta masyarakat untuk tetap berada di rumah kecuali memang ada sesuatu hal yang sangat genting.
“Setiap hari kita mendengar kabar kematian akibat COVID-19 yang semakin lama semakin dekat dengan circle kita. Ayo jaga diri dan jaga keluarga serta orang-orang terdekat dengan mematuhi PPKM darurat dan stay at home,” ujar dia.
Seperti diketahui kasus virus corona di Indonesia kian hari penambahannya semakin tinggi. Dalam tiga hari terakhir, penambahan kasus COVID-19 mencatatkan tambahan tertinggi selama masa pandemi. Tambahan kasus tertinggi awalnya terjadi pada Kamis (1/7) dengan jumlah 24.836 kasus baru dalam 1 hari.
Rekor kasus tertinggi kemudian berubah sehari kemudian karena pada Jumat (2/7), pemerintah melaporkan ada 25.830 kasus positif. Kasus positif harian kembali memecahkan rekor pada Sabtu (3/7) dengan jumlah 27.913 kasus.
Hingga 3 Juli lalu, total kasus yang ditemukan di Indonesia sejak Maret 2020 berjumlah 2.256.851 kasus. Jumlah pasien COVID-19 di Indonesia yang meninggal dunia sebanyak 60.493 orang.
“Kasus kematian akibat Corona sudah menyentuh di kisaran 500 orang per harinya dalam beberapa hari terakhir. Pada 2 Juli lalu merupakan rekor kasus kematian harian tertinggi, dengan jumlah 539 pasien meninggal dunia. Jangan jadikan ini hanya sekedar angka, tapi resapi dalam hati bahwa saat ini kondisi COVID-19 di Indonesia sedang sangat gawat,” kata LaNyalla.
Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Heru Dwi Suryatmojo
Copyright © ANTARA 2021