Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) H Kurdi Mustofa mengatakan, ikon Haji Sepanjang Hayat menjadi gerakan untuk membangun moral dan karakter bangsa.

"Besarnya sebuah bangsa karena karakter dan semestinya mereka yang berhaji bisa berkontribusi membangun umat," katanya kepada ANTARA di Jakarta, Rabu.

Hal itu disampaikan usai menandatangani nota kesepahaman (MoU) kerjasama promosi dan pengutipan berita haji ANTARA oleh H Kurdi Mustofa selaku Ketua Umum PP IPHI dan Direktur Utama Perum LKBN ANTARA Ahmad Mukhlis Yusuf.

Pada kesempatan yang sama juga dilakukan penandatanganan MoU kerja sama antara Perum LKBN ANTARA dengan PT Rama Komunika Mediatama.

Menurut Kurdi, menjadi seorang haji jangan hanya sebagai gengsi, tapi harus membawa manfaat bagi masyarakat.

Ia mengaku kontribusi para haji sudah ada, namun belum maksimal karena belum terintegrasi dengan baik akibat tidak ada arahan secara nasional.

"Sekarang ini, dengan ikon Haji Sepanjang Hayat seluruh aktifitas haji dari pusat ke daerah akan kita arahkan supaya lebih sistematik agar lebih berdaya manfaat," ujarnya.

Terkait kontribusi para haji selama ini sudah dilakukan secara personal namun alangkah baiknya jika diorganisir dengan baik dan menjadi sebuah gerakan nasional sehingga membawa pengaruh yang lebih besar

"Kalau hanya satu orang memberi sedekah, tapi kalau sedekah itu diorganisir dan bisa diarahkan kepada hal yang produktif tentu akan lebih bagus," tambahnya.

Ia mecontohkan, jika ada lima orang haji mengumpulkan dana untuk modal bagi seorang peminta bisa lebih bermanfaat. Hal ini berkaitan dengan membangun karakter bangsa, di samping membangun akhlaknya juga membangun generasi yang produktif.

Peran IPHI sejauh ini dalam meningkatkan kontribusi para haji yaitu berupaya mengintegrasikan para haji dengan memberi arahan secara nasional dengan target ke depan membangun pust-pusat bisnis syariah sehingga memberi manfaat kepada kemaslahatan umat.(*)
(T.D016/R009)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2010