Jakarta (ANTARA) - Setelah menyingkirkan musuh bebuyutan Jerman di 16 besar, menghadapi Ukraina pada perempatfinal Euro 2020 di Stadio Olimpico di Roma, Italia, Minggu dini hari pukul 02.00 WIB, bagi Inggris mungkin bagai menurunkan detak jantung karena di atas kertas kelas tim asuhan Andriy Schevchenko itu masih di bawah Jerman.
Namun Inggris mesti ingat, penampilan cemerlang mereka saat menghadapi Jerman turut dibantu oleh dukungan besar pendukung yang mendominasi Stadion Wembley yang tak henti menyemangati Three Lions, bahkan memprovokasi pelatih Gareth Southgate agar menurunkan pemain favorit mereka, Jack Grealish, yang ternyata memang mengubah arah perjalanan laga klasik itu.
Tapi untuk pertama kali dalam putaran final Euro 2020, ketika menghadapi Ukraina di negeri yang otoritasnya sudah mewanti-wanti pendukung Inggris agar datang ke Roma dengan ketat mematuhi protokol kesehatan, Inggris akan bertanding tanpa dukungan sebesar di Wembley.
Oleh karena itu, pertandingan melawan Ukraina bisa menjadi ujian terberat Inggris selama Euro 2020 yang tertunda satu tahun akibat pandemi.
Baca juga: Italia larang suporter dari Inggris saksikan perempat final Euro 2020
Baca juga: Jordan Pickford menjawab semua tanda tanya
Peringatan pemerintah Italia kepada pendukung Inggris bisa menjadi pukulan besar bagi Three Lions. “Ini tantangan besar bagi kami. Kami harus pergi meninggalkan Wembley ke tempat yang mungkin tak banyak pendukung,” kata Southgate.
Tetapi para pemain Inggris yang sudah terbiasa bertanding tanpa didukung siapa-siapa, enggan terlihat kehilangan besar akibat hilangnya dukungan besar penonton.
“Kami mesti menciptakan atmosfer kami sendiri Sabtu nanti di Roma yang mana mampu kami ciptakan,” kata penjaga gawang Inggris Jordan Pickford seperti dikutip AP.
Sebaliknya bagi staf pelatih Ukraina, bertanding di Italia malah seperti pulang kampung. Pelatih mereka, Andriy Shevchenko, adalah legenda AC Milan, bahkan asistennya yang asli Roma, Mauro Tassotti, mengawali karir bermain di Stadio Olimpico bersama Lazio, sebelum sukses berkarir di Milan baik sebagai pemain maupun asisten pelatih.
“Jika warga Italia mendukung kami karena kami tim yang lebih lemah, maka itu bagus sekali. Saya benar-benar mengharapkan suporter memberikan dukungan besar kepada kami,” kata Tassotti.
Tetap saja tidak mudah menghadapi Inggris karena mengalahkan Three Lions di mana pun tetaplah tugas yang berat sekali. Namun, pelajaran dari tumbangnya Belanda dan Prancis di tangan tim-tim yang lebih inferior, membuat Ukraina yakin bisa mengejutkan Inggris.
“Mereka sungguh sulit untuk dibobol tapi kekuatan mereka tak boleh membuat kami takut,” kata Shevchenko seperti dikutip Reuters.
Shevchenko kemungkinan akan mengandalkan serangan balik dan bertumpu kepada pertahanan solid ala catenaccio yang mungkin sudah dibisikkan Tassotti, guna mencegah duet maut Raheem Sterling dan Harry Kane membuat prahara di kotak penalti Ukraina seperti saat membinasakan Jerman dengan dua gol mereka.
Inggris tengah membidik semifinal turnamen besar kedua kali berturut-turut setelah semifinal Piala Dunia 2018, sementara terakhir kali masuk empat besar Euro terjadi pada Euro 1996.
Namun tujuan terbesar Inggris adalah mengulangi sukses juara Piala Dunia 1966, apalagi tidak seperti Spanyol, Jerman, Italia dan Prancis, Three Lions tak pernah menjuarai Piala Eropa.
Dengan beban seperti ini, kemenangan atas Jerman tidak meringankan ayunan langkah Inggris. “Kami tahu ini akan menjadi pertandingan yang berat. Setiap pertandingan itu berat, jadi kami harus bersiap,” kata Pickford.
Baca juga: Ukraina di antara balutan nasionalisme dan polesan Andriy Shevchenko
Baca juga: Kemas gol dan assist untuk Ukraina, Zinchenko jadi 'star of the match'
Prediksi sebelas pemain pertama
Ukraina (3-5-2): Heorhiy Bushchan; Illya Zabarnyi, Serhiy Kryvtsov, Mykola Matviyenko; Oleksandr Karavaev, Serhiy Sydorchuk, Taras Stepanenko, Mykola Shaparenko, Oleksandr Zinchenko; Andriy Yarmolenko, Roman Yaremchuk
Inggris (4-2-3-1): Jordan Pickford; Kyle Walker, John Stones, Harry Maguire, Luke Shaw; Declan Rice, Kalvin Phillips; Jack Grealish, Mason Mount, Raheem Sterling; Harry Kane
Skenario pertandingan
Andriy Schevchenko mendapatkan kabar campur aduk antara senang karena pemain-pemainnya yang terkena larangan sudah boleh bertanding dan berat hati karena tak bisa memasang Oleksandr Zubkov dan Artem Besedin.
Namun Heorhiy Bushchan tetap menjaga gawang dalam formasi 3-5-2 yang bisa berubah menjadi 5-3-2 ketika bertahan. Sistem ini disangga trio bek tengah Illya Zabaryni, Serhiy Kryvtsov dan Mykola Matviyenko.
Mereka diapit oleh dua bek sayap Oleksandr Karavaev dan Oleksandr Zinchenko yang menjadi pusat kreativitas serangan dari kedua sisi lapangan begitu tim melancarkan ofensif. Tapi mereka juga akan cepat beralih ke posisi defensif lima bek begitu Inggris merangsek ke area Ukraina.
Sedangkan Serhiy Sydorchuk, Taras Stepanenko dan Mykola Shaparenko menjadi andalan di lini kedua yang menjadi transisi untuk menyerang dan bertahan.
Untuk serangan, Andriy Yarmolenko dan Roman Yaremchuk hampir pasti menjadi starter di sepertiga terakhir lapangan. Sebaliknya, Artem Dovbyk yang menjadi penentu kemenangan atas Swedia kemungkinan akan masuk dari bangku cadangan.
Baca juga: Artem Dovbyk tidak mau dianggap pahlawan kemenangan Ukraina
Dari pihak Inggris, satu-satunya pemain yang diragukan tampil adalah Bukayo Saka yang mengalami sedikit benturan saat berlatih.
Di luar itu, Southgate akan kembali ke formasi 4-2-3-1 setelah memasang 3-4-3 saat menjinakkan Jerman dalam 16 Besar.
Itu artinya Inggris harus mengurangi bek yang sepertinya Kieran Trippier, sedangkan Kyle Walker dipasang sejak awal sebagai bek kanan, dan Luke Shaw sudah pasti lanjut sebagai bek kiri. Kedua bek sayap mengaping duet bek tengah John Stones dan Harry Maguire yang makin solid memproteksi gawang Inggris.
Southgate juga belum berpikir mengubah barisan starter lini tengah yang masih akan dihuni Declan Rice dan Kalvin Phillips sehingga Jordan Henderson kembali mesti masuk lapangan sebagai pemain pengganti.
Untuk lini serang, yang paling merisaukan Southgate adalah mencari pengganti yang tepat untuk Saka.
Tapi setelah memainkan peran penting ketika menang melawan Jerman, Jack Grealish kemungkinan besar menjadi pengganti Saka. Dia akan sejajar dengan Raheem Sterling dan kapten Harry Kane di sepertiga terakhir lapangan dengan ujung tombak Mason Mount.
Baca juga: Maguire 'star of the match', Ballack sebut Jerman tak berdaya
Baca juga: Southgate bilang atmosfer Wembley suntik energi Inggris atasi Jerman
Statistik pertemuan kedua tim
Inggris ke perempatfinal Euro 2020 setelah menyingkirkan Jerman di Wembley dalam 16 besar, sebaliknya Ukraina menaklukkan Swedia lewat perpanjangan waktu di Hampden Park. Mereka memperebutkan tiket semifinal untuk menghadapi Ceko atau Denmark di Wembley pada 7 Juli.
Ukraina hanya menang satu kali dari tujuh pertemuan melawan Inggris. Empat kekalahan yang diderita Ukraina terjadi dalam fase grup Euro 2012. Andriy Yarmolenko dan pelatih Andriy Shevchenko turut bermain dalam laga ini.
Kedua tim seri dalam dua pertemuan terakhirnya, masing-masing 1-1 di London dan 0-0 di Kyiv dalam kualifikasi Piala Dunia 2014. Taras Stepanenko, Roman Bezus dan Yarmolenko ikut bermain waktu itu, begitu juga Kyle Walker dari Inggris.
Kedua tim sama-sama memenangkan laga kandangnya dalam kualifikasi Piala Dunia 2010. Inggris menang 2-1 di Wembley pada 1 April 2009. Ukraina menang 1-0 di Dnipropetrovsk pada 10 Oktober 2009 dan kemenangan ini masih menjadi satu-satunya yang digapai Ukraina dari Inggris.
Southgate dan Shevchenko saling berhadapan sebagai pemain ketika Inggris menang 2-0 dalam laga persahabatan di Wembley pada 31 Mei 2000.
Baca juga: PM Inggris tak punya rencana kurangi penonton Euro 2020
Baca juga: WHO peringatkan Olimpiade Tokyo tak berakhir seperti Euro 2020
Baca juga: Preview perempatfinal Euro 2020: Denmark vs Republik Ceko
Editor: Bayu Kuncahyo
Copyright © ANTARA 2021