Bandarlampung (ANTARA News) - Transportasi ibadah haji Provinsi Lampung tahun ini menjadi lebih mudah setelah Bandara Radin Inten II, Lampung Selatan, ditetapkan sebagai embarkasi haji antara.
Penetapan Lampung sebagai embarkasi haji antara itu terwujud setelah Pemerintah Provinsi Lampung mendapatkan surat keputusan (SK) dari Kementerian Agama.
SK bernomor PT.VII.II/4/HJ.05/2836/2010 tentang Penetapan Embarkasi Antara Lampung 1431 Hijriah, tertanggal 17 September 2010 diserahkan langsung oleh Direktur Pelayanan Haji Kementerian Agama Zianal Abidi Sufi kepada Gubernur Lampung Sjachroedin ZP, di Asrama Haji Rajabasa Bandarlampung, pada 7 Oktober 2010.
Demi mewujudkan embarkasi antara itu Gubernur Lampung Sjachroedin ZP beberapa waktu lalu mengaku telah memperjuangkannya sejak empat tahun lalu.
Gubernur Lampung mengajukan surat bernomor 024/0213/11.01/2010 berisi permohonan menjadi embarkasi antara pada 31 Maret 2010.
Menteri Agama Suryadharma Ali, pada 5 Juli 2010 menyatakan secara lisan Lampung menjadi embarkasi antara haji.
Proses menjadikan Lampung sebagai embarkasi haji antara, katanya, cukup panjang, dan membutuhkan kinerja semua pihak termasuk lobi ke pusat.
Sarana dan prasarana pendukung agar Lampung dapat dijadikan tempat embarkasi haji, menurut Gubernur Lampung, telah diupayakan seperti perluasan landasan di Bandara Radin Inten dari semula 2.500 meter menjadi 2.800 meter.
Selain itu, sarana dan prasarana di Asrama Haji Rajabasa Bandarlampung juga turut dibenahi.
"Semula asrama haji itu hanya mampu menampung sekitar 500 orang. Tapi saat ini bisa menampung sekitar 900 orang," kata dia.
Untuk mewujudkan embarkasi haji antara itu, menurut Sjachroedin, koordinasi dengan seluruh instansi terkait seperti Kementerian Agama dan Kementerian Hukum dan HAM juga terus dilakukan demi mewujudkan embarkasi haji antara tersebut.
Tim monitoring dari Kementerian Agama yang dipimpin oleh Direktur Pelayanan Haji, Zainal Abidin Sufi telah beberapa kali meninjau Bandara Raden Inten termasuk asrama haji di Lampung, untuk memastikan daerah itu layak menjadi embarkasi haji antara.
Sebelumnya, sejumlah pejabat dari Kementerian Hukum dan HAM juga sempat melakukan peninjauan terkait Lampung yang akan ditetapkan sebagai embarkasi antara.
"Lampung layak untuk dijadikan embarkasi haji antara mengingat sarana dan prasarana pendukung sudah cukup memadai," kata Zainal, beberapa waktu lalu.
Gubernur Lampung sendiri menginginkan daerah itu ke depan tidak lagi menjadi embarkasi haji antara, tetapi ditetapkan menjadi embarkasi haji.
Menurut Sjachroedin, sejumlah persyaratan yang ditetapkan agar Lampung menjadi embarkasi haji, salah satunya jumlah calon haji minimal 6.500 orang, hampir terpenuhi.
"Kuota haji Lampung saat ini 6.282 orang. Sedikit lagi mencapai kuota yang ditetapkan menjadi syarat embarkasi haji," kata dia.
Selain itu, perluasan panjang landasan dari sekarang 2.800 meter akan diperpanjang lagi menjadi 3.000 meter, agar pesawat berbadan lebar dapat lepas landas di bandara tersebut.
"Realisasi pembangunan perluasan landasan itu diperkirakan dilaksanakan pada tahun ini juga," kata dia.
Perluasan landasan pacu di Bandara Radin Inten diperkirakan memakan biaya sekitar Rp60 miliar, yang diperoleh dari pemerintah pusat.
Keinginan Provinsi Lampung menjadikan daerah itu sebagai tempat embarkasi haji tinggal selangkah lagi, tinggal menunggu realisasi serta dukungan semua pihak dan tentunya kucuran dana dari pemerintah pusat.
Kepala Bagaian Humas Kantor Kementerian Agama Provinsi Lampung, Istutiningsih mengatakan, perjalanan ibadah 6.370 calon jemaah haji Lampung tahun ini menjadi lebih mudah karena daerah ini telah ditetapkan menjadi embarkasi haji antara.
"Calon haji tidak perlu lagi bermalam di Wisma Haji Pondok Gede Jakarta, seperti selama ini, tapi cukup di Asrama Haji Rajabasa Bandarlampung," kata dia.
Manfaat embarkasi haji antara itu, katanya, selain efisiensi, juga dapat menghemat waktu dan tenaga dalam proses keberangkatan calhaj ke Tanah Suci Makkah.
Proses administrasi calhaj, berupa pemeriksaan kesehatan, pemeriksaan barang (bea cukai), pembagian paspor, sampai boarding pass, semuanya dilakukan di asrama haji Lampung. Semua proses selesai maksimal dalam 12 jam.
Selain itu, keberadaan Asrama Haji Rajabasa Bandarlampung itu mampu menampung 918 calhaj, serta dapat dilakukan proses administrasi mulai dari kesehatan, penyerahan SPMA, tanda lunas BPIH, penyerahan gelang identitas dan lain-lain.
Sebelum ditetapkan menjadi embarkasi antara, calon jamaah haji asal Lampung menjalani proses administrasi di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta. Para calhaj yang berasal dari luar Bandar Lampung, mereka akan menjalani proses sampai keberangkatan selama dua hari.
Para calhaj yang berasal dari kabupaten/kota di Lampung kecuali Kota Bandarlampung menginap terlebih dahulu di Asrama Haji Rajabasa Bandar Lampung.
"Mereka kemudian diberangkatkan menuju Jakarta menggunakan angkutan darat dan menginap di sana satu malam. Esok paginya baru mengurus administrasi keberangkatan menuju Jeddah setelah proses administrasi selesai," kata Istutiningsih lagi.
14 Kloter
Terdapat 14 kelompok terbang calhaj Lampung yang terbagi dalam dua gelombang. Gelombang pertama, yakni kloter tujuh, 11, 13, 16, 19 dan 21. Gelombang kedua yakni kloter 24, 26, 29, 31, 35, 38, 45 dan 47.
Rute perjalanan calhaj Lampung untuk gelombang pertama yakni Lampung-Jakarta-Madinah-Makkah-Jeddah-Jakarta- dan Lampung.
Sementara untuk gelombang kedua yakni Lampung-Jakarta-Jeddah-Makkah-Madinah-Jakarta dan Lampung.
Kabag Humas Kantor Kementerian Agama Provinsi Lampung Istutingsih menjelaskan, hingga 2 Oktober, sudah 10 kelompok terbang calhaj asal Lampung diberangkatkan dari Bandara Raden Inten II menuju Bandara Soekarno-Hatta untuk selanjutnya diterbangkan ke Tanah Suci.
"Kesepuluh kloter yang telah diberangkatkan itu yakni kloter tujuh, 11, 13, 16, 19, 21, 24, 26, 29, dan 31," kata dia.
Penerbangan perdana calon haji (calhaj) Provinsi Lampung melalui Embarkasi Haji Antara Bandara Raden Inten II menuju Bandara Soekarno-Hatta, Minggu (17/10).
Rombongan pertama calhaj asal Lampung itu sebelumnya diberangkatkan dari Asrama Haji Rajabasa Bandarlampung sekitar pukul 00.30 WIB, dengan menggunakan bus dan tiba di Bandara Raden Inten sekitar pukul 01.00 WIB.
Jumlah calhaj Lampung 2010 sebanyak 6.370 orang dengan rincian 6.261 orang calhaj dari 14 kabupaten/kota di Lampung, ditambah 70 orang petugas haji.
Kini, penetapan status sebagai embarkasi antara, telah mempermudah jemaah haji dari daerah ini dalam proses penunaian hukum Islamn ke lima, apalagi kalau status itu kelak ditingkatkan lagi menjadi embarkasi/debarkasi haji.
(A054/B010)
Pewarta: Oleh Agus Wira Sukarta
Editor: Bambang
Copyright © ANTARA 2010