Jakarta (ANTARA/JACX) - Sebuah pesan berantai yang tersebar melalui WhatsApp mengklaim bahwa aplikasi O2 Meter dapat dijadikan acuan untuk melihat kadar oksigen dalam darah, layaknya fungsi oksimeter.

Pada umumnya, penggunaan oksimeter dilakukan dengan menjepitkan satu jari tangan pada sensor alat tersebut. Hasil pengukuran saturasi oksigen melalui oksimeter digambarkan dalam persentase.

Lain halnya dengan oksimeter, pengukuran dengan aplikasi O2 Meter hanya memerlukan bantuan kamera pada ponsel pintar.

"Nempel camera nya ga usah di jari, di tangan pergelangan tangan baiknya seperti jam tangan

Utk yg butuh cepat mengukur saturasi oksigen dalam darahnya, ada aplikasi namanya O2 meter

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.o2meter.neeloy

silahkan dicoba...hasilnya kurang lebih sama dengan Oxymeter...," demikian isi narasi dalam pesan yang beredar di WhatsApp.

Lalu, benarkah aplikasi O2 Meter bisa menggantikan fungsi oksimeter?

Tangkapan layar yang menyatakan aplikasi 02 Meter bisa gantikan fungsi oksimeter (WhatsApp)

Penjelasan:
Mengutip Kompas.com, aplikasi O2 Meter yang dikembangkan oleh Animesh Jana, sudah diunduh lebih dari 100.000 kali, dan mendapatkan rating 4.0. di toko aplikasi Google PlayStore.

Kendati demikian, dalam keterangan aplikasi termuat peringatan (disclaimer) yang dituliskan sang pengembang, yakni tidak menjadikan hasil pengukuran dari aplikasi O2 Meter sebagai patokan utama.

"Aplikasi kami tidak diuji atau diverifikasi, jadi akurasi mungkin berbeda pada beberapa perangkat," tulis pengembang aplikasi O2 Meter di Google Play Store.

"Aplikasi kami tidak boleh digunakan sebagai perangkat atau produk medis. Konsultasikan dengan dokter, jika Anda memerlukan keperluan medis," terang Animesh Jana.

Dokter Andreas Prasadja RPSGT dari RS Mitra Kemayoran menyarankan agar masyarakat membeli oksimeter fisik yang orisinal daripada menggunakan aplikasi ponsel belum teruji, seperti dilansir idntimes.

Menurut dia, berkurangnya kadar oksigen di dalam tubuh tanpa menimbulkan gejala (happy hypoxia), menjadi salah satu ancaman di masa pandemi COVID-19 saat ini.

"Harus hati-hati, terutama pas lagi COVID-19 seperti ini. Kalau tiba-tiba (saturasi oksigen) turun tetapi masih dibilang 99 persen? Bisa membahayakan nyawa," ujar Andreas.

Klaim: Aplikasi O2 Meter bisa gantikan fungsi oksimeter
Rating: Salah/Hoaks

Informasi tentang aplikasi 02 Meter (Google Play)

Baca juga: Bisakah deteksi COVID-19 pakai oximeter?

Baca juga: Dokter paru: Pasien COVID-19 rentan terkena happy hypoxia


Pewarta: Tim Jacx
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2021